SALAM

Assalamualaikum SELAMATDATANG DI BLOG DEVI LESTARI

Wednesday, January 30, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERING HEAD TOGETHER (NHT) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS V-a SD

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu  model pembelajaran mungkin akan menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

            Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhsilan tujuan pembelajaran yang sudah dirancang. Oleh karena itu pemilihan model, strategi, pendekatan, serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Pencapaian mutu pendidikan yang tinggi tidak hanya ditentukan oleh siswa, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor guru dan pendukung lainnya. Komponen guru dan siswa merupakan unsur yang utama yang menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran pada pendidikan.
            Dalam mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien, peranan guru sangat penting, karena guru memegang tugas dalam mengatur di dalam kelas. Suasana kelas yang hidup dapat membuat siswa belajar tekun dan penuh semangat, sebaliknya suasana kelas yang suram, menegangkan serta aktivitas yang monoton menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar.
            Guru merupakan perancangan sekaligus sebagai pelaksana proses pembelajaran, dengan mempertimbangkan tuntutan kurikulum, kondisi siswa dan yang paling utama adalah pemilihan model pembelajaran. Karena model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
            Pedoman ini memuat tanggung jawab dalam melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu dari tujuan penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Diharapkan terjadi perubahan dari mengingat (memorizing) atau menghapal (rote learning) kearah berpikir (thinking) dan pemahaman (Understandung), dari model ceramah ke pendekatan discovery learning atau inqury learning atau dari belajar individual ke kooperatif.
            Model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran, karena dengan model tersebut guru dapat menciptakan kondisi belajar yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Pemakaian model pembelajaran harus dilandaskan pada pertimbangan untuk menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya menerima siswa pasif saat belajar di dalam kelas. Namun guru harus menempatkan siswa sebagai insan yang alami memiliki pengalaman, keinginan dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun secara kelompok. Oleh karena itu seyogianya setiap guru mampu memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mempunyai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mampu belajar.
            Dari pendapat di atas seharusnya seorang guru dapat menggunakan berbagai macam model pembelajaran, strategi, serta pendekatan dalam belajar agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Karena dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan dapat memberikan motivasi yang besar terhadap hasil belajar siswa. Tapi pada kenyataannya dilapangan ada guru yang ditemui yang tidak dapat memiliki model pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Serta kurangnya guru dalam memberikan motivasi berupa bimbingan pada saat jam pelajaran berlangsung, sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang minat untuk belajar dengan baik dirumah dan di sekolah.
            Akibat dari rendahnya pemberian motivasi belajar dan pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat, siswa akan merasa bosan dan malas ketika belajar di kelas dan dirumah serta banyak siswa gagal dan frustasi dalam belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, rasa percaya diri dan minat siswa untuk mau belajar. Dalam hal kegagalan ini kurang diperhatikan oleh guru dan tidak mampu menanggulangi masalah-masalah tersebut. Seperti dengan melakukan suatu perubahan-perubahan dalam belajar serta memberikan dorongan semangat belajar, memulihkan kepercayaan diri siswa, baik yang timbul karena kesadaran dari dalam dirinya ataupun karena adanya motivasi dari orang lain.
            Masih banyak lagi hal-hal yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti perubahan model dan strategi mengajar. Dimana selama ini guru hanya terfokus pada satu model saja seperti model ceramah. Model ini yang banyak digunakan oleh guru setiap kali mengajar di dalam kelas.
            Guru mengajar di depan kelas dan siswa hanya duduk dan diam mendengarkan penjelasan dari guru. Tapi guru tidak dapat mengetahui apakah siswa yang mendengarkan penjelasannya tersebut paham dan mengerti apa yang disampaikannya. Dari penjelasan tersebut timbul pertanyaan apakah guru hanya tahu menggunakan satu model saja setiap kali mengajar?
            Jika seorang guru tidak dapat memilih strategi mengajar yang tepat mungkin guru akan merasa kesulitan dalam menghadapi siswa didalam kelas. Sebab strategi dalam mengajar adalah tindakan nyata dari guru untuk memakai pembelajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih efektif clan efisien untuk menghasilkan tujuan pembelajaran yang maksimal. Muhibbyn Syah, (2003: 20). berpendapat bahwa “strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitik beratkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu”. Dengan kata lain strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan pengajaran di kelas. Tetapi masih banyak juga guru yang belum tepat dalam pemilihan model, strategi  dan model pembelajaran yang tepat.
            Salah satu perubahan yang perlu, dilakukan adalah belajar individual menjadi kooperatif yang bergantung pada kelompok-kelompok kecil dalam belajar. Meskipun isi dan petunjuk yang diberikan pengajar mencirikan bagian dari pengajaran, namun pembelajaran kooperatif secara berhati-hati menggabungkan kelompok-kelompok kecil,sehingga anggotanya dapat bekerja sama untuk memaksimalkan pembelejaran masing-masing anggota kelompok sendiri dari  empat siswa atau lebih yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
            Slavin (dalam trimanjuniarso.wordpress.com8) berpendapat Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari empat siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
            Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada keaktifan siswa yang berbentuk kelompok. Kelompok belajar kooperatif sendiri didasarkan atas saling ketegantungan positif yang menuntut adanya akintabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberikan hasil tentang prestasi belajar anggota-anggotanya, sehingga mereka mengetahui temannya yang memerlukan bantuan. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengutamakan ada banyak kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran, serta menuntut siswa agar bekerja lama dan berinteraksi sesama anggota kelompok dalam memahami materi, memberikan pendapatan pada jawaban terhadap tugas dalam kelompok.
            Menempatkan model pembelajaran kooperatif ini harus sesuai dengan kaidah-kaidah atau tahap-tahap pelaksanaan. Model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Semakin sering guru menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran, cenderung semakin tinggi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa akan semakin baik.
            Ciri khas pembelajaran kooperatif yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok dan tinggal dalam satu kelompok untuk beberapa minggu atau beberapa bulan. Sebelum siswa tersebut diberi penjelasan atau diberi pelatihan, tentang bagaimana dapat bekerja sama. Aktifitas pembelajaran kooperatif dapat digunakan tiga tujuan yang berbeda yaitu Dalam pembelajaran teretentu siswa menjadi kelompok yang berupaya untuk menemukan sesuatu, kemudian setelah pembelajaran habis siswa dapat bekerjasama untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai segala sesuatu yang telah dipelajari untuk persiapan kuis,bekerjasama dalamsuatu format belajar kelompok.
            Menurut Trianto,(2009:82) ditemukan bahwa “Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT di rancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional” spenser kagan (1993) pembelajaran kooperatif tipe NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tecakup, dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tesebut.
            Dari hasil wawancara dan observasi di Sekolah Dasar Negari 101769 Tembung,dapat melihat rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa/KKM dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Rendahnya aktifitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan belum mencapai KKM pembelajaran dan kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini dilihat dari banyaknya siswa yang bermain-main saat guru mengajar di dalam kelas atau ketika guru berada di luar kelas. Banyaknya siswa tidak mengerjakan tugas dirumah mereka lebih senang dihukum dari pada mengerjakan tugas. Banyaknya siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah disekolah, dengan cara melihat hasil pekerjaan rumah temannya (menyontek). Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah bahwa siswa 70% untuk mata pelajaran IPS rendah. Siswa yang mendapat nilai <65 berjumlah 21 orang (70%) dengan kriteria belum tuntas atau belum berhasil. Siswa yang mendapat nilai >65 berjumlah 9 orang (30%) dengan kriteria tuntas atau berhasil.Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran IPS.
            Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan model hubungan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran IPS dengan pokok bahasan kenampakan alam dan buatan di indonesia.
            Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, rasa percaya diri siswa sehingga meningkatnya hasil belajar siswa. Karena pada model pembelajaran ini siswa mempunyai keaktifan belajar yang tinggi baik secara individual maupun secara kelompok.
            Adapun judul penelitian tindakan kelas ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa  pada mata pelajaran IPS Kelas Va Sekolah Dasar Negeri. 101769 Tembung”.   
1.2.  Identifikasi Masalah
Dan hasil pengamatan dilokasi penelitian penulis mengidentifikasi masalah yang ada antara lain:
1.      Rendanhya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS yang rata rata hanya 60, hal ini dapat dilihat dari ulangan umum akhir semester. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 65
2.      Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.
3.      Rendahnya kemauan dan minat siswa dalam belajar
4.      Sebahagian siswa kurang berani dalam menjawab pertanyaan guru.
5.      Guru kurang memberi motivasi kepada siswa
1.3. Pembatasan masalah
Dalam suatu penelitian tanpa ketidakjelasan pembatasan masalah yang akan diteliti menyebabkan penelitian tidak terarah. Agar penelitian ini mencapai sasaran penulis membatasi masalah yang hendak diteliti yaitu : “Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan Kelas V SDN 101769 Tembung,  Tahun Ajaran 2010/2011.
1.4.  Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diurakan diatas pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbering Head Together (NHT) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada  materi Pokok  Kenampakan Alam dan Buatan di kelas V SDN 101769, Tahun Ajaran 2010 / 2011?”
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar  siswa  dengan menggunakan model pembelajaran koperatif NHT pada materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan kelas V SDN 101769 Tembung  Tahun Ajaran 2010/2011.
1.6.  Manfaat Hasil Penelitia
Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut:
a. . Bagi siswa                 :    Meningkatkan cara berfikir siswa tersebut supaya lebih kritis, tanggap kepada lingkungan atau diri sendiri, aktif dalam kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan hasil belajar secara individu.
b.    Bagi Guru                 :    Meningkatkan kemampuan kepropesionalan guru dlam pembelajaran yang dilakukan dikelas, mempunyai strategi yang tepat dikelas tersebut serta percaya diri dalam pemberian motivasi yang tepat serta memberikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang terarah.
c.    Bagi Sekolah            :    Meningkatkan Mutu pelajaran IPS di kelas VI TP 2010/2011 dan juga sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu kelulusan di sekolah.
d.         Bagi peneliti      :  Sbagai bahan masukan untuk menjadi calon pendidik dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

No comments:

Post a Comment