Kelas : PGMI III B
Ayat-ayat al-qur’an yang menerangkan tentang pembentukan alam semesta
ini
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat
berikut:
وَهُوَ
الَّذِي خَلَق السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّام
Artinya : “Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.”
(QS. Huud : 7)
Keterangan yang
diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa
kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan
alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai
hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang
dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar
15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil
dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big
Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan
mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Rincian makna ayat ini diterangkan dalam surat Fushilat ayat 9-12 yang berbunyi:قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب العالمين (9) وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام سواء للسائلين (10) ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال لها وللأرض ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين (11) فقضاهن سبع سموات في يومين وأوحى في كل سماء أمرها وزينا السماء الدنيا بمصابيح وحفظا ذلك تقدير العزيز العليم (12)
Di dalam ayat Fushilat terkandung dalil yang
menunjukkan bahwa Allah SWT memulai ciptaan-Nya dengan menciptakan Bumi,
kemudian menciptakan tujuh lapis langit. Memang demikianlah cara membangun
sesuatu, yaitu dimulai dari bagian bawah, setelah itu baru bagian atasnya. Makna
ayat ini juga diterangkan dalam surat
an-Naazi’aat 27-33:5
ءأنتم أشد خلقا أم السماء بناها (27) رفع سمكها فسواها (28) وأغطش
ليلها وأخرج ضحاها (29) والأرض بعد ذلك دحاها (30) أخرج منها ماءها ومرعاها (31)
والجبال أرساها (32) متاعا لكم ولأنعامكم (33) (النازعات : 27-33)Apakah kalian yang lebih sulit penciptaannya atau langit? Allah telah membinanya. Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian.
Surat Al-Baqarah ayat 29
Bahwa Allah SWT setelah merici
ayat-ayat-Nya tentang diri manusia dengan mengingatkan awal kejadian, sampai
kesudahannya dan menyebutkan bukti keberadaan serta kekuasaan-Nya kepada
Makhluk-Nya melalui apa yang mereka saksikan sendiri pada diri mereka, kemudian
Dia menyebutkan ayat-ayat-Nya atau bukti lain yang ada di cakrawala melalui apa
yang mereka saksikan, yaitu penciptaan langit dan bumi, untuk menunjukkan
kekuasaan-Nya yang meliputi segala-galanya dan menunjukkan betapa banyak
karunia-Nya kepada umat manusia dengan menjadikan segala yang di bumi sebagai
bekal dan persediaan untuk dimanfaatkan. Untuk itu Allah SWT berfirman dalam
Al-Qur’an:
هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا ثم استوى إلى
السماء فسواهن سبع سموات وهو بكل شيء عليم (29)
Arti surat
Al-an’am:101-104
"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia
mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala
sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang)
demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta
segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala
yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya
telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran
itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak
melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya." (QS.
AlAn'am: 101-104)
وَلَقَدْ خَلَقْنَا
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
Artinya : “dan Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa.” (QS. Qaff : 38)
.
Teori Penciptaan Alam
Semesta
1.
Teori Kabut
Teori ini disebut istilah Nibualai teori
yang bertitik tolak dari adanya suatu kumpulan kabut yang berputar
perlahan-lahan, bagian kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi kumpulan gas
yang kemudian menjadi struktur alam semesta ini.
Ferre Simon De Lap Lace, mengatakan bahwa alam
semesta berasal dari kabut panas berpilin, karena pilinannya itu gumpalan kabut
membentuk bentulan bulat seperti bola yang besar dimana makain kecil bola itu
makin cepat pilinannya akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan
melebar pada bagian equatornya, bahkan kemudian sebagian masa gas di equatornya
itu menjauhi dari gumpalan Intinya sehingga membentuk struktur alam semest
2.
Teori Pasang Surut
Jeans dan Jeffri melukiskan bahwa terjadinya alam
semesta merupakan masa matahari yang lepas membentuk bentukan cerutu yang
mencorok kearah bintang akibatnya bintang makin menjauhi masa, masa tersebut
terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar matahari gumpalan-gumpalan
itulah yang kemudian membeku menjadi struktur pelengkap susunan alam semesta.
3.
Teori Ledakan
Teori ini disebut dengan istilah Bang teori,
bertitik tolah pada asumsi adanya suatu masa yang sangat besar meledak dengan
hebat karena adanya reaksi inti. Masa itu kemudian berserakan dan mengembangkan
dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Gamo Alfhor dan Herman mengatakan pada saat
ledakan Maha dahsyat itu terjadi semua materi terlempar ke seluruh jagat raya
kesemua arah yang kemudian membentuk bintang-bintang dan glaksi, karena tidak
mungkin materi seluruh alam itu berkumpul di suatu tempat dalam ruang tanpa gaya grafitasi yang sangat
kuat. Maka disimpulkan kemudian bahwa "Ledakan Besar" itu terjadi
ketika seluruh materi Cosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu
yang sangat tinggi, alam semesta lahir dari singolaritas fisis dengan keadaan
ekstern.[2]
4.
Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada
suatu siklus dari alam semesta, yaitu masa-ekspansi dan masa kontruksi yang
diduga siklus tersebut berlangsung dalam durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa
depang ekspansi kemudian terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya.
Ekspansi ini didukung oleh adanya tenga yang bersumber dari reaksi inti
hidrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada
masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup dan
unsur-unsur yang terbentuk menyusul mengeluarkan tenaga berupa panas yang
tinggi-tinggi.[3]
Teori ini juga dikemukakan oleh Edwin Hubble, dia
menyatakan bahwa alam semesta memuai seperti gelembung gas panas yang secara
tiba-tiba melepas dari ruang hampa. Dia melakukan sebuah percobaan melalui
teropong bintang raksasa pada tahun 1929 bahwa disitu menunjukkan adanya
pemuaian adanya alam semesta. Ini berarti alam semesta merekspansi dan
ekaspansi itu menurut Gamau melahirkan sekitar 100 miliyar galaksi yang
masing-masing galaksi rata-rata memiliki 100 miliyar bintang.
5.
Teori Awan Debu
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman
bernama Carl Font Wisaiker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori
awan debu yang mengemukakan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan awan gas
dan debu. Lebih 5000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu
mengalami pemanpatan. Pada proses pemanpatan itu partikel-partikel debu
tertarik kebagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.
Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih bentuk cakram yang tebal dibagian tengah
dan tipis dibagian tepinya bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat
dari bagian tepinya. Partikel-partikel dibagian tengah itu kemudian saling
menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar bagian inilah yang
kemudian menjadi matahari sedangkan bagian luar berpusing sangat cepat,
sehingga terpecah menjadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Bagian inilah
yang kemudian membeku dan menjadi sturuktur alam semesta.
6.
Teori Planetesimal
Pada tahun 1843 sampai 1928 seorang ahli biologi
bernama Thomas C. Chamberlin dan Fores R. Molton mengemukakan bahwa matahari
telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa
ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya
terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang yang
sebagian dari masa matahari itu tertari kearah bintang.
Pada waktu bintang menjauhi sebagian masa dari
matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke
ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang
kemudian menjadi struktur alam semesta.
B.
Alam Semesta
Perspektif Al-Qur'an
Dari kedua teori yang sudah disebutkan di atas,
kaitannya dengan isyarat Allah dalam Al-Qur'an bahwa alam semesta tadinya
merupakan satu gumpalan, dia berfirman dalam surat Al-Ambiya' ayat 30.
Artinya : "Tidakkah
orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu yang
padu (gumpalan) kemudian kami memisahkannya, kami jadikan air segala sesuatu
yang hidup, maka mengapa mereka tidak juga beriman?".[4]
Juga tentang meluasnya alam semesta, Al-Qur'an
mengungkapkan dalam surat
Adz-Zariyah ayat 47.
artinya: "Dan
langit kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kai benar-benar
meluaskan / mengembangkannya"
Dewasa ini, meluasnya alam semesta dikenal dengan
istilah "The Expanding Universe" seperti diketahui bahwa alam
semesta yang penuh dengan gugusan bintang dan galaksi tersebut berjualan tahun
perjalanan cahaya dari bumi.
Edwin P. Hubble merumuskan bahwa galaksi-galaksi
tersebut disamping berotasi juga bergerak menjauhi bumi, sebelumnya penemuan tersebut
dianggap sebagai suatu kesalahan, tapi lam kelamaan bisa diterima oleh banyak
ilmuan. Menurut "The Expanding Universe" alam semesta bersifat
seperti balon atau gelombang karet yang sedang ditiup ke segala arah dengan
kecepatan luar biasa. Ini sesuai dengan pemaparan Al-Qur'an dalam surat Al-Ghasyiyah ayat :
17-18.
Artinya : "Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana
unta diciptakan dan langit ditinggikan".
Kekuatan yang terlibat dalam pembangunan alam ini
tidak dapat dibayangkan, yaitu kira-kira terdiri dari 10.000 milyar bintang
yang masing-masing masanya sekitar massa
matahari. Dan kenyataan ini menggusarkan para fisikawan pada umumnya karena
penciptaan alam ini dari ketiadannya memerlukan adanya yang maha pencipta.
No comments:
Post a Comment