Tugas Mandiri Dosen Pembimbing
lmu
Pengetahuan Sosial Dra. Sukma Erni. M. Pd
Urgensi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Di Era Global
Di
Susun Oleh:
Devi Lestari
NIM : 11018202519
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN
SYARIF KASIM
PEKANBARU
RIAU
2011
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmaanirrahim
Assalamu’alaikum
wr wb.
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah SWT, makalah ini dapat disusun dengan baik untuk
keperluan mata kuliah. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk dariNYA
mustahil makalah ini dapat disusun.
Makalah ini disusun berdasarkan
penuntun-penuntun buku yang telah ada sebelumnya dan merupakan tugas mata
kuliah IPS
yang diberikan oleh dosen pembimbing.
Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik dari segi isi,
sistematika penulisan, maupun dalam pembahasannya, oleh karna itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari dosen pembimbing , teman-teman seperjuangan, dan para
pembaca lainnya demi kesempurnaan makalah ini untuk yang akan datang Dan dengan
disusunnya makalah ini diharapkan dapat mempermudah kita dalam mempelajari mata
kuliah urgensi IPS di
era global.
Pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, dan teman-teman sejawat yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Pekanbaru, maret
2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………………….
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………………….
BAB
I
PENDAHULUAN
…………………………………………………………………
BAB
II
PEMBAHASAN
…………………………………………………………………..
A. Pengertian Pembelajaran IPS ………………………………………….
B. Tujuan pembelajaran IPS ………………………………………………
BAB III
PENUTUP
…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUATAKA
……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Pada abad
ke-21 kita akan berhadapan dengan zaman informasi,
elektronik, bioteknologi yang sekaligus dengan permasalahannya.
Data statistik demografis mendorong kita melihat lebih teliti lagi
kepada perubahan yang terjadi dalam keluarga, konseptualisasi baru
mengenai pekerjaan, perjuangan keadilan dan mengurangi kemiskinan,
kemampuan membaca dan kewacanaan penduduk, perubahan usia, gender dan
etnik dalam komposisi masyarakat bangsa kita merupakan sebagian saja
yang disebut dari sekian banyak permasalahan social yang harus kita
hadapi. Demikian pula dari segi ekologis dan
lingkungan yang kini tengah berubah. Globalisasi bukan saja menjadi trend
pasar dan perdagangan tetapi juga bencana
terhadap lingkungan.
Begitu pentingnya Pendidikan IPS Berwawasan Lingkungan
Dalam Menghadapi Tantangan Abad ke-21. Menurut Fachruddin
mengemukakan bahwa berdasarkan pendapat ahli lingkungan suhu global rata-rata
pada abad ke-21 akan meningkat 5,8 derajat Celsius. Permukaan laut di beberapa
daerah naik 60 sentimeter dari
sebelumnya. Sekitar 800 rumah penduduk di kawasan pantai terancam banjir
dan harus dievakuasi dengan menelan biaya 30 miliar rupiah. Perkembangan IPS di
zaman yang penuh dengan kecanggihan, dari sudut pandang itu lebih dikhawatirkan
hubungan dalam bermasyarakat akan hilang. Karena orang sibuk dengan
aktifitasnya masing-masing.
Persoalan-persoalan
kehidupan manusia dilihat dari sisi sosial kian hari makin banyak, dan semakin
komplek. Bahkan akhir-akhir ini dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk
dunia, dan semakin terbatasnya sumber-sumber penghidupan manusia, membuat
kehidupan manusia semakin komplek, kompetetif, dan menjadi tidak menentu (uncertanty).
Tidak hanya keterbatasan manusia secara fisik, karena kepadatan penduduk,
tetapi juga persaingan hidup yang secara sosial semakin sulit. Akibatnya,
pendekatan keilmuan tertentu tidak mungkin lagi untuk mengatasi
persoalan-persoalan kehidupan manusia yang terjadi, baik secara lokal,
nasional, maupun global. Persoalan krisis ekonomi, sudah tidak lagi mampu
diselesaikan oleh para ahli ekonomi, tetapi dibutuhkan ahli ilmu politik, ilmu
hukum, ilmu geografi, ahli sejarah, ahli teknologi, informasi dsb. Demikian
halnya krisis politik tidak mungkin lagi diselesaikan oleh para ahli politik,
tetapi juga dibutuhkan ahli hukum untuk membantu menyelesaikan sesuai aturan
dan perundangan, ahli ekonomi untuk menyelesaikan tentang pemenuhan kebutuhan
dan gaji dsb. Sama halnya permasalahan banjir secara geografis, tidak mungkin
diselesaikan oleh ahli geografi saja tetapi juga dibutuhkan ahli lainnya
seperti ahli ekonomi, ahli sejarah, ahli politik, ahli hukum dsb, duduk bersama
memecahkan persoalan yang saling terkait satu sama lainnnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran IPS
IPS
adalah program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya
mempersoalkan manusia dalam lingkungan alamnya, fisik maupun sosialnya yang
bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti: gografi, sejarah,
sosiologi, antropologi, ilmu politik dan pskologi.sosial scense education
council (SSEC) dan national council
for social studies (NCSS), menyebutkan IPS sebagai "social science
education" dan "social studies" dengan kata lain, IPS mengikuti
cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumla mata pelajaran seperti:
geografi, sejarah, sosiologi, antropologi, ilmu polotik dan psikologi.
Pembelajaran
yaitu suatu system atau suatu proses membelajarkan peserta didik yang di
rencanakan
Hakekat ips adalah tela’ah tetang
manusia dan dunianya, manusia sebagai mahluk sosial selalu hidup bersama dengan
sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini seorang dapat
berkomunikasi dengan cepat dimanapun mereka berada malalui handphone dan
internet.
B.
Tujuan pembelajaran IPS
1.
Mengembangkan konsep-konsep dasar sosiologi,
geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan, melalui pendekatan paedagogis
dasn psikologis
2.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan social.
3.
Membangun komitmen kesadaran terhadap nilai social
dan kemanusiaan. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.
Sementara pengajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan
:
a) Mampu memberikan pengertian tentang
persamaan dalam perbedaan.
b) Membantu mengembangkan pemahaman
adanya saling ketergantungan dan
kesamaan budaya dari pada
perbedaannya
c) Membantu memahami kenyataan bahwa
ada masalah-masalah yang dihadapi bersama
d) Membantu memahami kenyataan bahwa
ada masalah-masalah yang dihadapi bersama
Dari tujuan yang telah dirumuskan, jelas bahwa melalui pengajaran IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan jiwa.
Pendidikan ini bertujuan
meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia. Kualitas yang dapat dicapai
diperoleh dengan peningkatan kualitas dan kefektifan dalam pembelajaran.
Perkembangan zaman pada saat ini demikian pesatnya, sementara itu tantangan
pembangunan Indonesia dihadapkan pada masalah yang sangat kompleks. Salah satu
penyebabnya adalah semakin meningkatnya tuntutan bangsa dalam memenuhi
keinginan untuk maju.
Salah satu upaya meningkatkan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Suatu negara dikatakan maju atau tidak apabila sistem pendidikan didalamnya berlangsung dengan baik dan berkembang pesat mengikuti perkembangan jaman. Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu mendapat perhatian khusus oleh Negara Indonesia yaitu dengan dirumuskannya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:7) berbunyi :
“ Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”
Salah satu upaya meningkatkan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Suatu negara dikatakan maju atau tidak apabila sistem pendidikan didalamnya berlangsung dengan baik dan berkembang pesat mengikuti perkembangan jaman. Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu mendapat perhatian khusus oleh Negara Indonesia yaitu dengan dirumuskannya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:7) berbunyi :
“ Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”
Untuk menghadapi masa depan yang lebik sulit, tidak
hanya perlu memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan yang banyak, tetapi juga
perlu disiapkan generasi muda di tingkat sekolah yang memiliki pengetahuan
sosial, nilai-nilai sosial, dan ketrampilan sosial agar mereka mampu bertahan
hidup dan dapat mengembangkan diri sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi
dirinya. Untuk membangun generasi muda yang peka terhadap masalah sosial dalam
kehidupannya perlu program pendidikan yang tidak hanya membekali sekedar
pengetahuan secara keilmuan, tetapi juga pemaknaan dan aplikasinya atas
pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupannya sehari-hari.
Permasalahan
pendidikan kita juga seringkali hanya sebatas transfer ilmu dan tidak membangun karakter
anak didik. Siswa tidak diberi kesempatan untuk merefleksikan dan
memposisikan dirinya dalam sistem pendidikan yang semata-mata untuk kepentingan
dunia kerja. Kegiatan refleksi di dalam pendidikan itu sangat penting, kini
telah kehilangan tempat, karena pendidikan kita seringkali hanya berupa transfer
ilmu…kurikulum berdasarkan kompetensi juga tidak mengarah ke sana.
Sementara itu,
untuk menyiapkan generasi muda yang berkarakter dan memiliki kepekaan sosial
perlu membekali pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap, serta kemampuan
berfikir kritis dan kreatif dalam rangka mengambil keputusan. Di antara program
pendidikan tentang masalah sosial kehidupan manusia di tingkat sekolah
dilakukan melalui program pendidikan IPS (social studies). Melalui
pendidikan IPS di sekolah diharapkan dapat membekali pengetahuan dan wawasan
tentang konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran
terhadap masalah sosial di lingkungannnya serta mampu memecahkan masalah sosial
dengan baik, yang pada akhirnya siswa yang belajar IPS dapat terbina menjadi
warga negara yang baik dan bertanggungjawab. Program pendidikan IPS (social
studies) pada hakekatnya merupakan program pendidikan masalah-masalah
sosial di tingkat sekolah, mulai dari tingkat SD sampai dengan tingkat SMA, dan
yang mempersiapkan tenaga guru di sekolah.
Pendidikan IPS
sebagai salah satu komponen programatik di dalam kurikulum sekolah,
sesungguhnya banyak diharapkan untuk mendukung tercapainya tujuan ideal
pendidikan. Karena seperti dikemukakan oleh National
council for social studies (NCSS), bahwa tidak ada satupun cabang kurikulum
sekolah yang lebih sentral daripada Pendikian IPS. Sejarah dan pertumbuhan
penting dari Pendidikan IPS semenjak abad lampau merupakan sebuah catatan yang
sangat membanggakan, serta memberikan suatu keyakinan bahwa hingga kini tetap
sangat dibutuhkan bagi anak. Pendidikan IPS di sekolah adalah merupakan mata
pelajaran atau bidang kajian yang mendudukan konsep dasar berbagai ilmu sosial
yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta kebermaknaannya
bagi siswa dalam kehidupannnya mulai dari tingkat SD sampai dengan SLTA, atau
membekali dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi, khususnya dalam bidang ilmu sosial di perguruan
tinggi. Pendidikan IPS (social studies) bukanlah suatu program
pendidikan disiplin ilmu tetapi adalah suatu kajian tentang masalah-masalah
sosial yang dikemas sedemikian rupa dengan mempertimbangkan faktor psikologis
perkembangan peserta didik dan beban waktu kurikuler untuk program
pendidikan.
Perlu diketahui
bahwa program pendidikan di tingkat sekolah tidak menyiapkan siswa menjadi
tenaga ahli, tetapi siap hidup secara sosial dan siap pendidikan lanjut,
sehingga program pendidikan tidak harus merupakan program pendidikan disiplin
ilmu (disipliner) akademik selayaknya mahasiswa, tetapi dapat secara
interdisiplin, integrated, dan holistik, hal ini mengingat pendidikan di
tingkat sekolah adalah hyanya mempersiapkan siswa untuk terjun di masyarakat
dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Untuk itu program pendidikan
IPS disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di tingkat sekolah dan hakekat
ilmu pengetahuan itu sendiri yang tidak berdiri sendiri (saling terkait), serta
keterbatasan kurikulum/waktu di tingkat sekolah atau disesuaikan kepentingan
politik suatu bangsa. Selayaknya program pendidikan di tingkat sekolah
tidak dalam bentuk disiplin ilmu atau bidang akademik tetapi mata pelajaran,
dan pada pendidikan yang lebih tinggi menjadi rumpun jurusan atau program studi.
Oleh karena itu, pendidikan IPS di sekolah harus memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik dan kebutuhan siswa dari tingkat SD s/d SMA. Di
samping itu bahwa keterbatasan waktu secara kurikuler juga tidak
memungkinkan semua disiplin ilmu di ajarkan di tingkat sekolah.
Pendidikan IPS di
sekolah diajarkan mulai tingkat SD s/d SMA.Program pembelajaran IPS dilakukan
secara terpadu, mulai dari terpadu penuh (holistik) hingga semi terpadu (interdisiplin),
semi disiplin hingga disipliner. makin tinggi tingkat pendidikannya makin
longgar keterpaduannya, hal ini sesuai dengan hakekat perkembangan psikologis
manusia dari yang bersifat holistik hingga spesifik. Pendidikan terpadu, yaitu
dilakukan dengan mengkaitkan bahan, kompetensi, dan kajiannya baik secara
integrated, interdisipliner, antar disipliner, maupun mereduksi disiplin
ilmu-ilmu sosial sebagai program pendidikan di tingkat sekolah. Lihat bagan
tingkat pendidikan dan pendekatan belajar berikut ini.
Masyarakat
dan budaya lain, demokrasi, hak azasi, lokasi,
perubahan sosial, transaksi/ perdagangan, transportasi, komunikasi, interaksi,
konflik dan berbagai peristiwa yang terjadi di muka bumi. Di samping itu
melalui social studies dapat belajar tentang etika, kebenaran,
serta berbagai kemampuan berpikir kritis, kreatif, reflektif dan mampu
mengambil keputusan dengan tepat. Pendidikan IPS bukan hanya mengajarkan
pengetahuan sosial secara konsep keilmuan, tetapi juga makna dari konsep konsep
ilmu sosial dan kemaslahatan kehidupan manusia serta berbagai kemampuan yang
dibutuhkan manusia dalam kehidupannnya, pendidikan IPS lebih menekankan pada
pendidikan sesama (horisontal) tentang sosial kemasyarakatan. Oleh karenanya,
program pendidikan IPS hanya dikembangkan pada fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan (FKIP), IKIP. Pesan yang
disampaikan melalui social science adalah menjadikan ahli dalam bidang
disiplin ilmu sosial, bukan sebagai guru ilmu pengetahuan sosial.
Proses pendidikan merupakan upaya sadar manusia yang tidak pernah
ada
hentinya.
Sebab, jika manusia berhenti melakukan pendidikan, sulit dibayangkan apa
yang akan
terjadi pada system peradaban dan budayanya. Karena itu proses
pendidikan
harus berjalan sampai kapanpun, suatu bangsa akhirnya membangun
sebuah
system pendidikan bagi bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan yang dibangun
itu
akhirnya perlu disesuaikan dengan tuntutan jamannya, agar pendidikan dapat
menghasilkan
outcome yang relevan dengan tuntutan jaman. Oleh karena itu, system
dan praktis
pendidikan kita juga harus relevan dengan tuntutan kualitas global. Itulah
sebenarnya
menjadi persoalan besar bagi pendidikan kita menghadapi globalisasi
dunia.
Pendidikan di Indonesia masih kurang
efektif dalam penerapannya, penerapan sistem harus dapat dilakukan secara
terpadu berbasis kompetensi baik tingkat dasar hingga lanjutan. Perbaikan perlu
dilakukan dalam pelaksanaan pengajaran.
Dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat Indonesia tidak terlepas dari sistem pendidikan yang dilakukan. Dalam sistem pendidikan modern perlu pengembangan pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kurikulum yang berlaku, karena untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pengaruhi kurikulum yang diterapkan. Kondisi ini berperan penting dalam meningkatkan kualitas output dari setiap peserta didik yang mempunyai kualitas dan kompetitif di era globalisasi ini.
Dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat Indonesia tidak terlepas dari sistem pendidikan yang dilakukan. Dalam sistem pendidikan modern perlu pengembangan pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kurikulum yang berlaku, karena untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pengaruhi kurikulum yang diterapkan. Kondisi ini berperan penting dalam meningkatkan kualitas output dari setiap peserta didik yang mempunyai kualitas dan kompetitif di era globalisasi ini.
Menurunnya gairah belajar, disebabkan oleh ketidakpastian metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pelajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang.
Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, namun juga dituntut untuk menampilkan keribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa. Pengajar atau guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa termasuk menumbuhkan kemampuan menganalisa media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengajaran.
Kamal Muhammad .Isa mengemukakan: .bahwa guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin ummat. guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.
Namun tidak hanya guru saja yang berperan penting dalam mendidik siswa, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhinya salah satunya dengan penggunaan alat bantu dan media yang digunakan.
Media saat ini adalah merupakan suatu sarana dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari apa yang diuraikan dan diutarakan oleh guru. Penggunaan media sebagai salah satu cara dalam menarik perhatian siswa dalam pembelajaran IPS yang diberikan oleh guru.
Kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran IPS yang diberikan oleh guru adalah merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi. Guru sebagai salah satu unsur pembelajaran memiliki multi peran tidak terbatas pengajar, akan tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi, mengembangkan alternatif dan memobilisasi dalam belajar IPS.
Dengan penggunaan media gambar bertujuan untuk menarik perhatian siswa agar lebih memperhatikan pelajaran IPS dan merangsang daya imajinatif setiap siswa. Penggunaan media gambar adalah salah satu cara dalam menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan media gambar diharapkan siswa dapat memperhatikan dan tertarik untuk belajar di dalam kelas pada pelajaran IPS. Media gambar diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan tentunya secara signifikan membantu guru dalam menerangkan kepada siswanya.
Diharapkan dengan penggunaan media ini tentunya berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS di sekolah. Penggunaan media gambar membantu guru dalam menjelaskan pelajaran di depan kelas, dan murid diharapkan mampu meningkat hasil belajar mereka tentunya
Dalam pelaksanaannya
pendidikan berwawasan lingkungan di
persekolahan tidak disajikan sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri, karena:
• Jumlah mata
pelajaran di persekolahan sudah terlampau banyak sehingga kalau
dipaksakan akan mengganggu perkembangan kognitif dan apresiasi
peserta didik
terhadap pelajaran serta mempengaruhi beban belajar siswa,
• Pada dasarnya
pendidikan berwawasan lingkungan secara tersirat sudah terdapat
dalam beberapa mata pelajaran, terutama yang berorientasi pada
sasaran moral
seperti mata pelajaran PPKN dan agama serta mata pelajaran yang
erat kaitannya
dengan pendidikan lingkungan seperti kelompok mata pelajaran IPA
dan IPS.
• Sasaran pendidikan
lingkungan adalah kinerja lulusan yang peduli terhadap
lingkungan dan senantiasa menjaga keseimbangan hubungan makhluk
hidup
dengan lingkungannya. Hal ini berarti, selama visi dari pendidikan
ini dapat
diwujudkan memang tidak perlu menjadi mata pelajaran baru yang
akan
menambah beban peserta didik.
• Pendekatan
pendidikan berwawasan lingkungan lebih tepat dengan pendekatan
multi-disiplin dengan memanfaatkan beberapa konsep dari beberapa
mata
pelajaran
Berdasarkan paparan di atas, pendidikan yang berwawasan lingkungan
dapat dibentuk melalui pemberdayaan mata pelajaran yang sudah ada.
Demikian pun
dengan mata pelajaran IPS yang berwawasan lingkungan dapat disajikan
dengan
terpadu, interdisipliner atau secara eksklusif dikaji berdasarkan
disiplin ilmu tertentu.
Dengan perkataan lain, pembelajaran IPS yang berwawasan lingkungan
dapat
dilakukan dengan menjelaskan konsep-konsep lingkungan tertentu
yang dilakukan
dengan cara memanfaatkan beberapa disiplin ilmu sekaligus. Agar
tujuan meluaskan
visi dan misi pendidikan IPS berwawasan lingkungan di kalangan
peserta didik dapat
tercapai dan bermakna maka diperlukan :
1. Perubahan cara pandang tentang hakekat
mengajar dan belajar. Pesera didik
belajar menjalin pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan sikap
dari mata
pelajaran IPS yang berwawasan lingkungan yang mereka anggap
berguna bagi
kehidupannya di sekolah atau di luar sekolah. Sedangkan pengajaran
ditekankan
kepada pendalaman gagasan-gagasan penting yang terdapat dalam
topic-topik
yang dibahas dalam mata pelajaran IPS berwawasan lingkungan demi
pemahaman, apresiasi dan aplikasi peserta didik.
2. Perubahan strategi pembelajaran. Kebermaknaan
dan pentingnya materi
pengajaran ditekankan kepada bagaimana cara penyajiannya dan
dikembangkannya melalui kegiatan aktif, sehingga interaksi di
dalam kelas dapat
difokuskan pada pendalaman topic-topik terpilih yang bersifat
terpadu dan
interdisipliner bukan pada pembahasan sekilas sebanyak mungkin
materi yang
disampaikan.
3. Perubahan penyediaan “pengalaman belajar
peserta didik”. Peserta didik
ditumbuhkan kesadarannya tentang IPS yang berwawasan lingkungan
dengan
cara metode berpikir kritis, berpikir reflektif, dan inovatif melalui
pendekatan
inkuiri, konstruktivisme, berbagai diskusi, cooperative learning
dan lain
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
Menurunnya gairah belajar, disebabkan oleh ketidakpastian
metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu
menggunakan metode pelajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi
berbagai metode yang menantang.
Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, namun juga dituntut untuk menampilkan keribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa. Pengajar atau guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa termasuk menumbuhkan kemampuan menganalisa media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengajaran.
Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, namun juga dituntut untuk menampilkan keribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa. Pengajar atau guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa termasuk menumbuhkan kemampuan menganalisa media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengajaran.
Model
pembelajaran inovatif di era global ditandai dengan dominasi yang amat kuat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi dan
komunikasi yang telah berkembang amat pesat pada dua dekade terakhir ini.
Begitu banyak kemajuan yang ada dihadapan kita, terutama yang didukung dengan
teknologi. Namun semua piranti itu tidak akan bermanfaat bila tidak
dimanfaatkan dan dikomunikasikan secara baik kepada para siswa. Dalam hal ini
peran guru muncul ke permukaan, dengan posisi dan postur yang menentukan.
Adalah benar bahwa guru sebagai pemegang kunci utama dalam upaya perbaikan
pendidikan, dan karenanya dituntut untuk peka dan mempunyai kemelekan yang
memadai terhadap teknologi informasi dan komunikasi agar mampu menciptakan
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Tentu saja
di belakang itu, kesejahteraan guru akan turut memberikan andil yang berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam mulia, 1999.
Sukma Erni,
Modul IPS PGMI, Pekanbaru, 2011.
Udin S, dkk,
Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007.
www. Google.
com
No comments:
Post a Comment