SALAM

Assalamualaikum SELAMATDATANG DI BLOG DEVI LESTARI

Sunday, April 28, 2013

Urgensi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Era Global


             Tugas Mandiri                                                                    Dosen Pembimbing
       lmu Pengetahuan Sosial                                                        Dra. Sukma Erni. M. Pd  

Urgensi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Di Era Global


 
 


Di Susun Oleh:
Devi Lestari
NIM : 11018202519


PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
RIAU
2011
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrohmaanirrahim
Assalamu’alaikum wr wb.
  Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, makalah ini dapat disusun dengan baik untuk keperluan mata kuliah. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk dariNYA mustahil makalah ini dapat disusun.
            Makalah ini disusun berdasarkan penuntun-penuntun buku yang telah ada sebelumnya dan merupakan tugas mata kuliah IPS yang diberikan oleh dosen pembimbing.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik dari segi isi, sistematika penulisan, maupun dalam pembahasannya, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik  dan saran yang membangun dari dosen pembimbing , teman-teman seperjuangan, dan para pembaca lainnya demi kesempurnaan makalah ini untuk yang akan datang Dan dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat mempermudah kita dalam mempelajari mata kuliah urgensi IPS di era global.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, dan teman-teman sejawat yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Pekanbaru,  maret 2011

  Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  …………………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….
BAB I
                 PENDAHULUAN …………………………………………………………………

BAB II
                 PEMBAHASAN …………………………………………………………………..
A.     Pengertian Pembelajaran IPS ………………………………………….
B.     Tujuan pembelajaran IPS ………………………………………………
BAB III
      PENUTUP …………………………………………………………………………………
DAFTAR PUATAKA ……………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

Pada abad ke-21 kita akan berhadapan dengan zaman informasi, elektronik, bioteknologi yang sekaligus dengan permasalahannya. Data statistik demografis mendorong kita melihat lebih teliti lagi kepada perubahan yang terjadi dalam keluarga, konseptualisasi baru mengenai pekerjaan, perjuangan keadilan dan mengurangi kemiskinan, kemampuan membaca dan kewacanaan penduduk, perubahan usia, gender dan etnik dalam komposisi masyarakat bangsa kita merupakan sebagian saja yang disebut dari sekian banyak permasalahan social yang harus kita hadapi. Demikian pula dari segi ekologis dan lingkungan yang kini tengah berubah. Globalisasi bukan saja menjadi trend pasar dan perdagangan tetapi juga bencana terhadap lingkungan.
Begitu pentingnya  Pendidikan IPS Berwawasan Lingkungan Dalam Menghadapi Tantangan Abad ke-21. Menurut Fachruddin mengemukakan bahwa berdasarkan pendapat ahli lingkungan suhu global rata-rata pada abad ke-21 akan meningkat 5,8 derajat Celsius. Permukaan laut di beberapa daerah naik 60 sentimeter dari  sebelumnya. Sekitar 800 rumah penduduk di kawasan pantai terancam banjir dan harus dievakuasi dengan menelan biaya 30 miliar rupiah. Perkembangan IPS di zaman yang penuh dengan kecanggihan, dari sudut pandang itu lebih dikhawatirkan hubungan dalam bermasyarakat akan hilang. Karena orang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.
Persoalan-persoalan kehidupan manusia dilihat dari sisi sosial kian hari makin banyak, dan semakin komplek. Bahkan akhir-akhir ini dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia, dan semakin terbatasnya sumber-sumber penghidupan manusia, membuat kehidupan manusia semakin komplek, kompetetif, dan menjadi tidak menentu (uncertanty). Tidak hanya keterbatasan manusia secara fisik, karena kepadatan penduduk, tetapi juga persaingan hidup yang secara sosial semakin sulit. Akibatnya, pendekatan keilmuan tertentu tidak mungkin lagi untuk mengatasi persoalan-persoalan kehidupan manusia yang terjadi, baik secara lokal, nasional, maupun global. Persoalan krisis ekonomi, sudah tidak lagi mampu diselesaikan oleh para ahli ekonomi, tetapi dibutuhkan ahli ilmu politik, ilmu hukum, ilmu geografi, ahli sejarah, ahli teknologi, informasi dsb. Demikian halnya krisis politik tidak mungkin lagi diselesaikan oleh para ahli politik, tetapi juga dibutuhkan ahli hukum untuk membantu menyelesaikan sesuai aturan dan perundangan, ahli ekonomi untuk menyelesaikan tentang pemenuhan kebutuhan dan gaji dsb. Sama halnya permasalahan banjir secara geografis, tidak mungkin diselesaikan oleh ahli geografi saja tetapi juga dibutuhkan ahli lainnya seperti ahli ekonomi, ahli sejarah, ahli politik, ahli hukum dsb, duduk bersama memecahkan persoalan yang saling terkait satu sama lainnnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pembelajaran  IPS
IPS adalah program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alamnya, fisik maupun sosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti: gografi, sejarah, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan pskologi.sosial scense education council (SSEC) dan national council for social studies (NCSS), menyebutkan IPS sebagai "social science education" dan "social studies" dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumla mata pelajaran seperti: geografi, sejarah, sosiologi, antropologi, ilmu polotik dan psikologi.
Pembelajaran yaitu suatu system atau suatu proses membelajarkan peserta didik yang di rencanakan
        Hakekat ips adalah tela’ah tetang manusia dan dunianya, manusia sebagai mahluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini seorang dapat berkomunikasi dengan cepat dimanapun mereka berada malalui handphone dan internet.
B.     Tujuan  pembelajaran IPS
1.      Mengembangkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan, melalui pendekatan paedagogis dasn psikologis
2.      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan social.
3.      Membangun komitmen kesadaran terhadap nilai social dan kemanusiaan. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.
     Sementara pengajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan :
a)      Mampu memberikan pengertian tentang persamaan dalam perbedaan.
b)      Membantu mengembangkan pemahaman adanya saling ketergantungan dan                   kesamaan budaya dari pada perbedaannya
c)      Membantu memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang dihadapi bersama
d)     Membantu memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang dihadapi bersama

Dari tujuan yang telah dirumuskan, jelas bahwa melalui pengajaran IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan jiwa.
Pendidikan ini bertujuan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia. Kualitas yang dapat dicapai diperoleh dengan peningkatan kualitas dan kefektifan dalam pembelajaran. Perkembangan zaman pada saat ini demikian pesatnya, sementara itu tantangan pembangunan Indonesia dihadapkan pada masalah yang sangat kompleks. Salah satu penyebabnya adalah semakin meningkatnya tuntutan bangsa dalam memenuhi keinginan untuk maju.
Salah satu upaya meningkatkan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Suatu negara dikatakan maju atau tidak apabila sistem pendidikan didalamnya berlangsung dengan baik dan berkembang pesat mengikuti perkembangan jaman. Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu mendapat perhatian khusus oleh Negara Indonesia yaitu dengan dirumuskannya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:7) berbunyi :
“ Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”
Untuk menghadapi masa depan yang lebik sulit, tidak hanya perlu memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan yang banyak, tetapi juga perlu disiapkan generasi muda di tingkat sekolah yang memiliki pengetahuan sosial, nilai-nilai sosial, dan ketrampilan sosial agar mereka mampu bertahan hidup dan dapat mengembangkan diri sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi dirinya. Untuk membangun generasi muda yang peka terhadap masalah sosial dalam kehidupannya perlu program pendidikan yang tidak hanya membekali sekedar pengetahuan secara keilmuan, tetapi juga pemaknaan dan aplikasinya atas pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupannya sehari-hari.
Permasalahan pendidikan kita juga seringkali hanya sebatas transfer ilmu dan tidak membangun karakter anak didik. Siswa tidak diberi kesempatan untuk merefleksikan dan memposisikan dirinya dalam sistem pendidikan yang semata-mata untuk kepentingan dunia kerja. Kegiatan refleksi di dalam pendidikan itu sangat penting, kini telah kehilangan tempat, karena pendidikan kita seringkali hanya berupa transfer ilmu…kurikulum berdasarkan kompetensi juga tidak mengarah ke sana.
Sementara itu, untuk menyiapkan generasi muda yang berkarakter dan memiliki kepekaan sosial perlu membekali pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap, serta kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam rangka mengambil keputusan. Di antara program pendidikan tentang masalah sosial kehidupan manusia di tingkat sekolah dilakukan melalui program pendidikan IPS (social studies). Melalui pendidikan IPS di sekolah diharapkan dapat membekali pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannnya serta mampu memecahkan masalah sosial dengan baik, yang pada akhirnya siswa yang belajar IPS dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab. Program pendidikan IPS (social studies) pada hakekatnya merupakan program pendidikan masalah-masalah sosial di tingkat sekolah, mulai dari tingkat SD sampai dengan tingkat SMA, dan yang mempersiapkan tenaga guru di sekolah.
Pendidikan IPS sebagai salah satu komponen programatik di dalam kurikulum sekolah, sesungguhnya banyak diharapkan untuk mendukung tercapainya tujuan ideal pendidikan. Karena seperti dikemukakan oleh National council for social studies (NCSS), bahwa tidak ada satupun cabang kurikulum sekolah yang lebih sentral daripada Pendikian IPS. Sejarah dan pertumbuhan penting dari Pendidikan IPS semenjak abad lampau merupakan sebuah catatan yang sangat membanggakan, serta memberikan suatu keyakinan bahwa hingga kini tetap sangat dibutuhkan bagi anak. Pendidikan IPS di sekolah adalah merupakan mata pelajaran atau bidang kajian yang mendudukan konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis, serta kebermaknaannya bagi siswa dalam kehidupannnya mulai dari tingkat SD sampai dengan SLTA, atau membekali dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam bidang ilmu sosial di perguruan tinggi.  Pendidikan IPS (social studies) bukanlah suatu program pendidikan disiplin ilmu tetapi adalah suatu kajian tentang masalah-masalah sosial yang dikemas sedemikian rupa dengan mempertimbangkan faktor psikologis perkembangan peserta didik dan  beban waktu kurikuler untuk program pendidikan.
Perlu diketahui bahwa program pendidikan di tingkat sekolah tidak menyiapkan siswa menjadi tenaga ahli, tetapi siap hidup secara sosial dan siap pendidikan lanjut, sehingga program pendidikan tidak harus merupakan program pendidikan disiplin ilmu (disipliner) akademik selayaknya mahasiswa, tetapi dapat secara interdisiplin, integrated, dan holistik, hal ini mengingat pendidikan di tingkat sekolah adalah hyanya mempersiapkan siswa untuk terjun di masyarakat dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Untuk itu program pendidikan IPS disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di tingkat sekolah dan hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri yang tidak berdiri sendiri (saling terkait), serta keterbatasan kurikulum/waktu di tingkat sekolah atau disesuaikan kepentingan politik suatu bangsa. Selayaknya  program pendidikan di tingkat sekolah tidak dalam bentuk disiplin ilmu atau bidang akademik tetapi mata pelajaran, dan pada pendidikan yang lebih tinggi menjadi rumpun jurusan atau program studi. Oleh karena itu, pendidikan IPS di sekolah harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan siswa dari tingkat SD s/d SMA. Di samping itu  bahwa keterbatasan waktu secara kurikuler juga tidak memungkinkan semua disiplin ilmu di ajarkan di tingkat sekolah.
Pendidikan IPS di sekolah diajarkan mulai tingkat SD s/d SMA.Program pembelajaran IPS dilakukan secara terpadu, mulai dari terpadu penuh (holistik) hingga semi terpadu (interdisiplin), semi disiplin hingga disipliner. makin tinggi tingkat pendidikannya makin longgar keterpaduannya, hal ini sesuai dengan hakekat perkembangan psikologis manusia dari yang bersifat holistik hingga spesifik. Pendidikan terpadu, yaitu dilakukan dengan mengkaitkan bahan, kompetensi, dan kajiannya baik secara integrated, interdisipliner, antar disipliner, maupun mereduksi disiplin ilmu-ilmu sosial sebagai program pendidikan di tingkat sekolah. Lihat bagan tingkat pendidikan dan pendekatan belajar berikut ini.
Masyarakat  dan budaya lain, demokrasi, hak azasi, lokasi, perubahan sosial, transaksi/ perdagangan, transportasi, komunikasi, interaksi, konflik dan berbagai peristiwa  yang terjadi di muka bumi. Di samping itu melalui social studies dapat belajar tentang etika, kebenaran, serta berbagai kemampuan berpikir kritis, kreatif, reflektif dan mampu mengambil keputusan dengan tepat. Pendidikan IPS bukan hanya mengajarkan pengetahuan sosial secara konsep keilmuan, tetapi juga makna dari konsep konsep ilmu sosial dan kemaslahatan kehidupan manusia serta berbagai kemampuan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannnya, pendidikan IPS lebih menekankan pada pendidikan sesama (horisontal) tentang sosial kemasyarakatan. Oleh karenanya, program pendidikan IPS hanya dikembangkan pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP), IKIP.  Pesan yang disampaikan melalui social science adalah menjadikan ahli dalam bidang disiplin ilmu sosial, bukan sebagai guru ilmu pengetahuan sosial.

Proses pendidikan merupakan upaya sadar manusia yang tidak pernah ada
hentinya. Sebab, jika manusia berhenti melakukan pendidikan, sulit dibayangkan apa
yang akan terjadi pada system peradaban dan budayanya. Karena itu proses
pendidikan harus berjalan sampai kapanpun, suatu bangsa akhirnya membangun
sebuah system pendidikan bagi bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan yang dibangun
itu akhirnya perlu disesuaikan dengan tuntutan jamannya, agar pendidikan dapat
menghasilkan outcome yang relevan dengan tuntutan jaman. Oleh karena itu, system
dan praktis pendidikan kita juga harus relevan dengan tuntutan kualitas global. Itulah
sebenarnya menjadi persoalan besar bagi pendidikan kita menghadapi globalisasi
dunia.

Pendidikan di Indonesia masih kurang efektif dalam penerapannya, penerapan sistem harus dapat dilakukan secara terpadu berbasis kompetensi baik tingkat dasar hingga lanjutan. Perbaikan perlu dilakukan dalam pelaksanaan pengajaran.
Dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat Indonesia tidak terlepas dari sistem pendidikan yang dilakukan. Dalam sistem pendidikan modern perlu pengembangan pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kurikulum yang berlaku, karena untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pengaruhi kurikulum yang diterapkan. Kondisi ini berperan penting dalam meningkatkan kualitas output dari setiap peserta didik yang mempunyai kualitas dan kompetitif di era globalisasi ini.

Menurunnya gairah belajar, disebabkan oleh ketidakpastian metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pelajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang.
Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, namun juga dituntut untuk menampilkan keribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa. Pengajar atau guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa termasuk menumbuhkan kemampuan menganalisa media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengajaran.

Kamal Muhammad .Isa mengemukakan: .bahwa guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin ummat. guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.
Namun tidak hanya guru saja yang berperan penting dalam mendidik siswa, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhinya salah satunya dengan penggunaan alat bantu dan media yang digunakan.
Media saat ini adalah merupakan suatu sarana dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari apa yang diuraikan dan diutarakan oleh guru. Penggunaan media sebagai salah satu cara dalam menarik perhatian siswa dalam pembelajaran IPS yang diberikan oleh guru.
Kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran IPS yang diberikan oleh guru adalah merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi. Guru sebagai salah satu unsur pembelajaran memiliki multi peran tidak terbatas pengajar, akan tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi, mengembangkan alternatif dan memobilisasi dalam belajar IPS.

Dengan penggunaan media gambar bertujuan untuk menarik perhatian siswa agar lebih memperhatikan pelajaran IPS dan merangsang daya imajinatif setiap siswa. Penggunaan media gambar adalah salah satu cara dalam menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan media gambar diharapkan siswa dapat memperhatikan dan tertarik untuk belajar di dalam kelas pada pelajaran IPS. Media gambar diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan tentunya secara signifikan membantu guru dalam menerangkan kepada siswanya.
Diharapkan dengan penggunaan media ini tentunya berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS di sekolah. Penggunaan media gambar membantu guru dalam menjelaskan pelajaran di depan kelas, dan murid diharapkan mampu meningkat hasil belajar mereka tentunya

Dalam pelaksanaannya pendidikan berwawasan lingkungan di
persekolahan tidak disajikan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, karena:
• Jumlah mata pelajaran di persekolahan sudah terlampau banyak sehingga kalau
dipaksakan akan mengganggu perkembangan kognitif dan apresiasi peserta didik
terhadap pelajaran serta mempengaruhi beban belajar siswa,
• Pada dasarnya pendidikan berwawasan lingkungan secara tersirat sudah terdapat
dalam beberapa mata pelajaran, terutama yang berorientasi pada sasaran moral
seperti mata pelajaran PPKN dan agama serta mata pelajaran yang erat kaitannya
dengan pendidikan lingkungan seperti kelompok mata pelajaran IPA dan IPS.
• Sasaran pendidikan lingkungan adalah kinerja lulusan yang peduli terhadap
lingkungan dan senantiasa menjaga keseimbangan hubungan makhluk hidup
dengan lingkungannya. Hal ini berarti, selama visi dari pendidikan ini dapat
diwujudkan memang tidak perlu menjadi mata pelajaran baru yang akan
menambah beban peserta didik.
• Pendekatan pendidikan berwawasan lingkungan lebih tepat dengan pendekatan
multi-disiplin dengan memanfaatkan beberapa konsep dari beberapa mata
pelajaran
Berdasarkan paparan di atas, pendidikan yang berwawasan lingkungan
dapat dibentuk melalui pemberdayaan mata pelajaran yang sudah ada. Demikian pun
dengan mata pelajaran IPS yang berwawasan lingkungan dapat disajikan dengan
terpadu, interdisipliner atau secara eksklusif dikaji berdasarkan disiplin ilmu tertentu.
Dengan perkataan lain, pembelajaran IPS yang berwawasan lingkungan dapat
dilakukan dengan menjelaskan konsep-konsep lingkungan tertentu yang dilakukan
dengan cara memanfaatkan beberapa disiplin ilmu sekaligus. Agar tujuan meluaskan
visi dan misi pendidikan IPS berwawasan lingkungan di kalangan peserta didik dapat
tercapai dan bermakna maka diperlukan :
1. Perubahan cara pandang tentang hakekat mengajar dan belajar. Pesera didik
belajar menjalin pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan sikap dari mata
pelajaran IPS yang berwawasan lingkungan yang mereka anggap berguna bagi
kehidupannya di sekolah atau di luar sekolah. Sedangkan pengajaran ditekankan
kepada pendalaman gagasan-gagasan penting yang terdapat dalam topic-topik
yang dibahas dalam mata pelajaran IPS berwawasan lingkungan demi
pemahaman, apresiasi dan aplikasi peserta didik.
2. Perubahan strategi pembelajaran. Kebermaknaan dan pentingnya materi
pengajaran ditekankan kepada bagaimana cara penyajiannya dan
dikembangkannya melalui kegiatan aktif, sehingga interaksi di dalam kelas dapat
difokuskan pada pendalaman topic-topik terpilih yang bersifat terpadu dan
interdisipliner bukan pada pembahasan sekilas sebanyak mungkin materi yang
disampaikan.
3. Perubahan penyediaan “pengalaman belajar peserta didik”. Peserta didik
ditumbuhkan kesadarannya tentang IPS yang berwawasan lingkungan dengan
cara metode berpikir kritis, berpikir reflektif, dan inovatif melalui pendekatan
inkuiri, konstruktivisme, berbagai diskusi, cooperative learning dan lain
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
Menurunnya gairah belajar, disebabkan oleh ketidakpastian metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pelajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang.
Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik mengajar, namun juga dituntut untuk menampilkan keribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa. Pengajar atau guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa termasuk menumbuhkan kemampuan menganalisa media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengajaran.
Model pembelajaran inovatif di era global ditandai dengan dominasi yang amat kuat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang telah berkembang amat pesat pada dua dekade terakhir ini. Begitu banyak kemajuan yang ada dihadapan kita, terutama yang didukung dengan teknologi. Namun semua piranti itu tidak akan bermanfaat bila tidak dimanfaatkan dan dikomunikasikan secara baik kepada para siswa. Dalam hal ini peran guru muncul ke permukaan, dengan posisi dan postur yang menentukan. Adalah benar bahwa guru sebagai pemegang kunci utama dalam upaya perbaikan pendidikan, dan karenanya dituntut untuk peka dan mempunyai kemelekan yang memadai terhadap teknologi informasi dan komunikasi agar mampu menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien dan menyenangkan. Tentu saja di belakang itu, kesejahteraan guru akan turut memberikan andil yang berarti.




DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam mulia, 1999.
Sukma Erni, Modul IPS PGMI, Pekanbaru, 2011.
Udin S, dkk, Materi dan Pembelajaran IPS  SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
www. Google. com



No comments:

Post a Comment