Permusuhan Yahudi terhadap Islam
sudah terkenal dan ada sejak dahulu kala. Dimulai sejak dakwah Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam dan mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran
beliau. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang
akan menghancurkan impian dan rencana mereka. Namun dewasa ini banyak usaha
menciptakan opini bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar perebutan
tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya, bukan permasalahan agama
dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka terhadap agama
yang mulia ini.
Padahal pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi,
bukan persengkataan perbatasan. Musuh-musuh islam dan para pengikutnya yang
bodoh terus berupaya membentuk opini bahwa hakekat pertarungan dengan Yahudi
adalah sebatas pertarungan memperebutkan wilayah, persoalan pengungsi dan
persoalan air. Dan bahwa persengketaan ini bisa berakhir dengan (diciptakannya
suasana) hidup berdampingan secara damai, saling tukar pengungsi, perbaikan
tingkat hidup masing-masing, penempatan wilayah tinggal mereka secara
terpisah-pisah dan mendirikan sebuah Negara sekuler kecil yang lemah dibawah
tekanan ujung-ujung tombak zionisme, yang kesemua itu (justeru) menjadi
pagar-pagar pengaman bagi Negara zionis. Mereka semua tidak mengerti bahwa
pertarungan kita dengan Yahudi adalah pertarungan lama semenjak berdirinya
Negara islam diMadinah dibawah kepemimpinan utusan Allah bagi alam semesta
yaitu Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam
Demikianlah permusuhan dan usaha
mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan sejak Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut
terus. Walaupun tidak tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya
memberantas islam sejak kelahiran beliau n . hal ini dapat dilihat dalam
pernyataan pendeta Buhairoh terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama
beliau diwaktu kecil. Allah Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan
Yahudi dalam firmanNya:
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang
yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah
orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
(Qs. 5:82)
Melihat demikian panjangnya sejarah
dan banyaknya bentuk permusuhan Yahudi terhadap Islam dan Negara Islam, maka
kami ringkas dalam 3 marhalah;
Marhalah pertama:
Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.
Upaya Yahudi dalam menghalangi dakwah Islam di masa awal perkembangan dakwah islam dan cara mereka dalam hal ini.
Diantara upaya Yahudi dalam
menghalangi dakwah Islam di masa-masa awal perkembangannya adalah:
- Pemboikotan (embargo) Ekonomi: Kaum muslimin ketika awal perkembangan islam di
Madinah sangat lemah perekonomiannya. Kaum muhajirin datang ke Madinah
tidak membawa harta mereka dan kaum Anshor yang menolong mereka pun
bukanlah pemegang perekonomian Madinah. Oleh karena itu Yahudi menggunakan
kesempatan ini untuk menjauhkan kaum muslimin dari agama mereka dan
melakukan embargo ekonomi. Para pemimpin Yahudi enggan membantu
perekonomian kaum muslimin dan ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam mengutus Abu Bakar menemui para pemimpin Yahudi
untuk meminjam dari mereka harta yang digunakan untuk membantu urusan
beliau dan berwasiat untuk tidak berkata kasar dan tidak menyakiti mereka
bila mereka tidak memberinya. Ketika Abu Bakar masuk Bait Al Midras
(tempat ibadah mereka) mendapati mereka sedang berkumpul dipimpin oleh
Fanhaash –tokoh besar bani Qainuqa’- yang merupakan salah satu ulama besar
mereka didampingi seorang pendeta yahudi bernama Asy-ya’. Setelah Abu
Bakar menyampaikan apa yang dibawanya dan memberikan surat Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam kepadanya. Maka ia membaca sampai habis dan berkata:
Robb kalian butuh kami bantu! Tidak hanya sampai disini saja, bahkan
merekapun enggan menunaikan kewajiban yang harus mereka bayar, seperti
hutang, jual beli dan amanah kepada kaum muslimin. Berdalih bahwa hutang,
jual beli dan amanah tersebut adanya sebelum islam dan masuknya mereka
dalam islam menghapus itu semua. Oleh karena itu Allah berfirman:Di
antara Ahli Kitab ada orang yang yang jika kamu mempercayakan kepadanya
harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada
orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak
dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang
demikian itu lantaranmereka mengatakan:”Tidak ada dosa bagi kami terhadap
orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka
mengetahui. (Qs. 3:75)
- Membangkitkan fitnah dan kebencian: Yahudi dalam upaya menghalangi dakwah islam menggunakan
upaya menciptakan fitnah dan kebencian antar sesama kaum muslimin yang
pernah ada di hati penduduk Madinah dari Aus dan Khodzraj pada masa
jahiliyah. Sebagian orang yang baru masuk islam menerima ajakan Yahudi,
namun dapat dipadamkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
. diantaranya adalah kisah yang dibawakan Ibnu Hisyam dalam Siroh Ibnu
Hisyam (2/588) ringkas kisahnya: Seorang Yahudi bernama Syaas bin Qais
mengutus seorang pemuda Yahudi untuk duduk dan bermajlis bareng dengan
kaum Anshor, kemudian mengingatkan mereka tentang kejadian perang Bu’ats
hingga terjadi pertengkaran dan mereka keluar membawa senjata-senjata
masing-masing. Lalu hal ini sampai pada Rasulullah shallallahu ’alaihi
wa sallam. maka beliau shallallahu ’alaihi wa sallam segera
berangkat bersama para sahabat muhajirin menemui mereka dan bersabda:يَا مَعْشَر المُسْلِمِيْنَ اللهَ اللهَ أَبِدَعْوَى
الْجَاهِلِيَّةِ وَ أَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ بَعْدَ أَنْ هَدَاكُمُ اللهُ
لِلإِسْلاَمِ وَ أَكْرَمَكُمْ بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ أَمْرَ الْجَاهِلِيَّةِ
وَاسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ الْكُفْرِ وَ أَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ “Wahai kaum muslimin alangkah
keterlaluannya kalian, apakah (kalian mengangkat) dakwah jahiliyah padahal
aku ada diantara kalian setelah Allah tunjuki kalian kepada Islam dan
muliakan kalian, memutus perkara Jahiliyah dan menyelamatkan kalian dari
kekufuran dengan Islam serta menyatukan hati-hati kalian.” Lalu mereka
sadar ini adalah godaan syetan dan tipu daya musuh mereka, sehingga mereka
mengangis dan saling rangkul antara Aus dan Khodzroj. Lalu mereka pergi
bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan patuh dan
taat yang penuh. Lalu Allah turunkan firmanNya: Katakanlah: ”Hai Ahli
Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha
Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, mengapa
kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman,
kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.” Allah
sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (Qs. 3:99)
- Menyebarkan keraguan pada diri kaum muslimin: Orang Yahudi berusaha memasukkan keraguan di hati
kaum muslimin yang masih lemah imannya dengan melontarkan syubhat-syubhat
yang dapat menggoyahkan kepercayaan mereka terhadap islam. Hal ini
dijelaskan Allah dalam firmanNya: Segolongan (lain) dari Ahli Kitab
berkata (kepada sesamanya): “Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman
kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat
Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka
(orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Qs. 3:72). Ibnu
Katsir menjelaskan ayat ini dengan pernyataan: Ini adalah tipu daya yang
mereka inginkan untuk merancukan perkara agama islam kepada orang-orang
yang lemah imannya. Mereka sepakat menampakkan keimanan di pagi hari
(permulaan siang) dan sholat subuh bersama kaum muslimin. Lalu ketika
diakhir siang hari (sore hari) mereka murtad dari agama Islam agar
orang-orang bodoh menyatakan bahwa mereka keluat tidak lain karena adanya
kekurangan dan aib dalam agama kaum muslimin.
- Memata-matai kaum Muslimin: Ibnu Hisyam menjelaskan adanya sejumlah orang Yahudi
yang memeluk Islam untuk memata-matai kaum muslimin dan menukilkan berita
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan yang ingin beliau lakukan
kepada orang Yahudi dan kaum musyrikin, diantaranya: Sa’ad bin Hanief,
Zaid bin Al Lishthi, Nu’maan bin Aufa bin Amru dan Utsmaan bin Aufa serta
Rafi’ bin Huraimila’. Untuk menghancurkan tipu daya ini Allah berfirman:Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan
orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan
kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan
oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu
ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai
mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada
kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:”Kami
beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari
lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada
mereka):”Marilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah
mengetahui segala isi hati. (Qs. 3:118-119)
- Usaha memfitnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam: Orang Yahudi tidak pernah henti berusaha memfitnah
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, diantaranya adalah kisah
yang disampaikan Ibnu Ishaaq bahwa beliau berkata: Ka’ab bin Asad, Ibnu
Shaluba, Abdullah bin Shurie dan Syaas bin Qais saling berembuk dan
menghasilkan keputusan berangkat menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi
wa sallam untuk memfitnah agama beliau. Lalu mereka menemui Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Muhammad engkau
telah tahu kami adalah ulama dan tokoh terhormat serta pemimpin besar
Yahudi, Apabila kami mengikutimu maka seluruh Yahudi akan ikut dan tidak
akan menyelisihi kami. Sungguh antara kami dan sebagian kaum kami terjadi
persengketaan. Apakah boleh kami berhukum kepadamu lalu engkau adili
dengan memenangkan kami atas mereka? Maka Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam enggan menerimanya. Lalu turunlah firman Allah:
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan
kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka
berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik. (Qs. 5:49)
Semua usaha mereka ini gagal total
dihadapan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan Allah membalas
makar mereka ini dengan menimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan.
Marhalah kedua:
Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Masa perang senjata antara Yahudi dan Muslimin di zaman Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi tidak cukup hanya
membuat keonaran dan fitnah kepada kaum muslimin semata bahkan merekapun
menampakkan diri bergabung dengan kaum musyrikin dengan menyatakan permusuhan
yang terang-terangan terhadap islam dan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam tetap menunggu sampai mereka melanggar dan membatalkan
perjanjian yang pernah dibuat diMadinah. Ketika mereka melanggar perjanjian
tersebut barulah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan
tindakan militer untuk menghadapi mereka dan mengambil beberapa keputusan untuk
memberikan pelajaran kepada mereka. Diantara keputusan penting tersebut adalah:
- Pengusiran Bani Qainuqa’
- Pengusiran bani Al Nadhir
- Perang Bani Quraidzoh
- Penaklukan kota Khaibar
Setelah terjadinya hal tersebut maka
orang Yahudi terusir dari jazirah Arab.
Marhalah ketiga:
Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Tipu daya dan makar mereka terhadap islam setelah wafat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Orang Yahudi memandang tidak mungkin
melawan Islam dan kaum muslimin selama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam masih hidup. Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
wafat, orang Yahudi melihat adanya kesempatan untuk membuat makar kembali terhadap
Islam dan muslimin. Mereka mulai merencanakan dan menjalankan tipu daya mereka
untuk memalingkan kaum muslimin dari agamanya. Namun tentunya mereka lakukan
dengan lebih baik dan teliti dibanding sebelumnya. Sebagian target mereka telah
terwujud dengan beberapa sebab diantaranya:
- Kaum muslimin kehilangan Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam.
- Orang Yahudi dapat mengambil pelajaran dan pengalaman
dari usaha-usaha mereka terdahulu sehingga dapat menambah hebat makar dan
tipu daya mereka.
- Masuknya sebagian orang Yahudi ke dalam Islam dengan
tujuan memata-matai kaum muslimin dan merusak mereka dari dalam tubuh kaum
muslimin.
Memang berbicara tentang tipu daya
dan makar Yahudi kepada kaum Muslimin sejak wafat Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam hingga kini membutuhkan pembahasan yang panjang sekali.
Namun rasanya cukup memberikan 3 contoh kejadian besar dalam sejarah Islam
untuk mengungkapkan permasalahan ini. Yaitu:
- Fitnah pembunuhan khalifah UtsmanIni adalah awal
keberhasilan Yahudi dalam menyusup dan merusak Islam dan kaum muslimin.
Tokoh yahudi yang bertanggung jawab terjadinya peristiwa ini adalah
Abdullah bin Saba’ yang dikenal dengan Ibnu Sauda’. Kisahnya cukup masyhur
dan ditulis dalam kitab-kitab sejarah Islam.
- Fitnah Maimun Al Qadaah dan perkembangan sekte
Bathiniyah. Keberhasilan Abdullah bin Saba’ membuat fitnah di kalangan
kaum Muslimin dan mengajarkan saba’isme membuat orang Yahudi semakin
berani. Sehingga belum habis fitnah Sabaiyah mereka sudah memunculkan tipu
daya baru yang dipimpin seorang Yahudi bernama Maimun bin Dieshaan Al
Qadaah dengan membuat sekte Batiniyah di Kufah tahun 276 H. Imam Al
Baghdadi menceritakan: Diatara orang yang membangun sekte Bathiniyah
adalah Maimun bin Dieshaan yang dikenal dengan Al Qadaah seorang maula bagi
Ja’far bin Muhammad Al Shodiq yang berasal dari daerah Al Ahwaaz dan
Muhammad bin Al Husein yang dikenal dengan Dandaan. Mereka berkumpul
bersama Maimun Al Qadah di penjara Iraaq lalu membangun sekte
Bathiniyah.Tipu daya Yahudi ini terus berjalan dalam bentuk yang beraneka
ragam sehingga sekte ini berkembang menjadi banyak sekali sektenya dalam
kaum muslimin, sampai-sampai menghalalkan pernikahan sesama mahrom dan
hilangnya kewajiban syariat pada seseorang.
- Penghancuran kekhilafahan Turki Utsmani ditangan
gerakan Masoniyah dan akibat yang ditimbulkan berupa perpecahan kaum
muslimin.Orang Yahudi mengetahui sumber kekuatan kaum muslimin adaalh
bersatunya mereka dibawah satu kepemimpinan dalam naungan kekhilafahan
Islamiyah. Oleh karena mereka segera berusaha keras meruntuhkan
kekhilafahan yang ada sejak zaman Khulafa’ Rasyidin sampai berhasil
menghapus dan meruntuhkan negara Turki Utsmaniyah. Orang Yahudi memulai
konspirasinya dalam meruntuhkan Negara Turki Utsmaniyah pada masa sultan
Murad kedua (tahun 834-855H) dan setelah beliau pada masa sultan Muhammad
Al Faatih (tahun 855-886H) yang meningal diracun oleh Thobib beliau
seorang Yahudi bernama Ya’qub Basya. Demikian juga berhasil membunuh
Sultan Sulaiman Al Qanuni (tahun 926-974H) dan para cucunya yang diatur
oleh seorang Yahudi bernama Nurbaanu. Konspirasi Yahudi ini terus
berlangsung di masa kekhilafahan Utsmaniyah lebih dari 400 tahunan hingga
runtuhnya di tangan Mushthofa Ataturk.
Orang Yahudi dalam menjalankan
rencana tipu daya mereka menggunakan kekuatan berikut ini:
- Yahudi Al Dunamah.
Diantara tokohnya adalah Madhaat Basya dan Mushthofa Kamal Ataturk yang
memiliki peran besar dan penting dalam penghancuran kekhilafahan
Utsmaniyah.
- Salibis Eropa
yang sangat membenci islam dan kaum muslimin dengan melakukan perjanjian
kerjasama dengan beberapa Negara eropa yaitu Bulgaria, Rumania, Namsa,
Prancis, Rusia, Yunani dan Italia.
- Organisasi bawah tanah/rahasia, khususnya Masoniyah yang terus berusaha
merealisasikan tujuan dan target Zionis.
Usaha-usaha Musthofa Kamal Basya
Ataturk dalam menghancurkan kekhilafahan setelah berhasil menyingkirkan sultan
Abdulhamid kedua adalah:
- Pada awal November 1922 M ia menghapus kesultanan dan
membiarkan kekhilafahan
- Pada tanggal 18 November 1922M ia mencopot Wahieduddin
Muhammad keenam dari kekhilafahan.
- Pada Agustus 1923 M ia mendirikan Hizb Al Sya’b Al
Jumhuriah (Partai Rakyat Republik) dengan tokoh-tokoh pentingnya
kebanyakan dari Yahudi Al Dunamah dan Masoniyah.
- Pada tanggal 20 oktober 1923 M Republik Turki
diresmikan dan Al Jum’iyah Al Wathoniyah (Organisasi nasional) memilih
Musthofa Kamal sebagai presiden Turki.
- Pada tanggal 2 Maret 1924 M Kekhilafahan dihapus total.
Demikianlah sempurna sudah keinginan
orang-orang Yahudi untuk menjadikan kekhilafahan sebagai Negara sekuler yang
dipimpin seorang Yahudi yang berkedok muslim.
Mudah-mudahan ringkas sejarah
permusuh
Sejarah
Yahudi di Indonesia
Yahudi di Indonesia membentuk
komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 yahudi, yang
kebanyakan merupakan Yahudi Sephardi.
Pada tahun 1850-an, pengelana
Yahudi, Jacob Saphir, adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas
Yahudi di Hindia Belanda, setelah mengunjungi Batavia. Kebanyakan Yahudi yang
hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah Yahudi Belanda, yang bekerja
sebagai pedagang atau berhubungan dengan rezim kolonial. Namun, beberapa
anggota komunitas juga merupakan imigran dari Irak atau Aden.
Pada saat Perang Dunia, jumlah
Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia
menderita ketika Pendudukan Jepang di Indonesia, dan mereka dipaksa untuk
bekerja di kemah. Setelah perang, Yahudi yang dilepas menemui berbagai masalah,
dan banyak yang beremigrasi ke Amerika Serikat, Australia atau Israel.
Pada akhir 1960-an, diperkirakan 20
Yahudi tinggal di Jakarta dan 25 tinggal di Surabaya. Pada sensus tahun 2000,
orang Indonesia yang menyatakan sebagai suku Yahudi berjumlah sekitar 200 orang
saja. Mereka memeiliki sebuah sinagoga di Surabaya, Jawa Timur.
Keturunan Yahudi Indonesia
Beberapa tokoh berdarah Yahudi
Indonesia diantaranya :
- Marini Sardi, artis
- Yapto Suryosumarno, politikus; tokoh pemuda
- Nafa Urbach, artis
- Cornelia Agatha, artis
- Xaviera Hollander, penulis, bintang erotika, pengusaha.
———————————————————-
Konon, warga Yahudi sudah banyak berdiam di Indonesia sejak jaman kolonial Belanda, khususnya di Jakarta, tapi tidak ada tanggal yang pasti kaum Yahudi menetap di Indonesia. Sebuah situs Komunitas Yahudi dunia (lihat di sini) mencatat bahwa pada tahun 1850 seorang utusan dari Jerusalem, Jacob Saphir, yang mengunjungi Batavia (Jakarta), bertemu dengan seorang pedagang Yahudi dari Amsterdam yang menyebutkan bahwa ada 20 keluarga Yahudi dari Belanda atau Jerman tinggal di sana, termasuk anggota pasukan kolonial Belanda.
Konon, warga Yahudi sudah banyak berdiam di Indonesia sejak jaman kolonial Belanda, khususnya di Jakarta, tapi tidak ada tanggal yang pasti kaum Yahudi menetap di Indonesia. Sebuah situs Komunitas Yahudi dunia (lihat di sini) mencatat bahwa pada tahun 1850 seorang utusan dari Jerusalem, Jacob Saphir, yang mengunjungi Batavia (Jakarta), bertemu dengan seorang pedagang Yahudi dari Amsterdam yang menyebutkan bahwa ada 20 keluarga Yahudi dari Belanda atau Jerman tinggal di sana, termasuk anggota pasukan kolonial Belanda.
Beberapa orang Yahudi juga tinggal
di Semarang dan Surabaya. Mereka punya beberapa hubungan dengan agama Judaisme
(ajaran Yahudi). Atas permintaan Saphir, Komunitas Amsterdam mengirim rabbi
yang mencoba mengorganisasikan jemaah di Batavia dan Semarang.
Sejumlah Yahudi dari Baghdad atau
asli orang Baghdad, dan dari Aden juga bermukim di Jawa. Pada tahun 1921,
utusan Zionis dari Israel yang bernama Cohen memperkirakan bahwa hampir ada
2,000 orang Yahudi yang tinggal di Jawa.
Sebagai catatan, Vereenigde
Oostindische Compagnie (Serikat Dagang India Timur) atau VOC atau Kompeni
berdiri pada tahun 1602 dan memegang hak monopoli dari Kerajaan Belanda untuk
menguasai jalur perdagangan di Asia selama 21 tahun. VOC adalah Multi-National
Company (MNC) pertama di dunia dan juga perusahaan Multi-nasional pertama yang
menerbitkan saham. Selama hampir 200 tahun berkuasa, VOC akhirnya bangkrut dan
dibubarkan pada tahun 1800 karena terlilit hutang dan kerusuhan. Akhirnya asset
dan hutang-hutangnya diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.
Kembali kepada kisah kaum Yahudi.
Yahudi Belanda di Surabaya ada yang memegang jabatan penting di pemerintahan,
dan banyak juga yang jadi pedagang. Kaum Yahudi yang berasal dari Baghdad
membentuk elemen yang paling orthodox (kolot). Di sana juga terdapat kaum
Yahudi asal Eropa Tengah dan Soviet Russia, yang jumlahnya meningkat di tahun
1930an. Di tahun 1939 ada sekitar 2,000 pemukim Yahudi Belanda dan sejumlah
Yahudi stateless (tanpa status kewarganegaraan) yang menjalani hukuman ketika
Jepang menduduki Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, unsur-unsur Yahudi
Belanda mulai mengalami kemerosotan dan populasinya pun berkurang karena
alasan-alasan politik dan ekonomi.
Ada sekitar 450 orang Yahudi di
Indonesia pada tahun 1957, umumnya kaum Ashkenazim di Jakarta dan kaum
Sephardim di Surabaya, komunitas inilah yang memelihara sebuah sinagoga di
sana. Komunitas tersebut berkurang menjadi 50 orang di tahun 1963. Ada sekitar
20 orang Yahudi yang tinggal di Jakarta dan 25 orang di Surabaya pada tahun 1969.
Komunitas ini diwakili oleh the Board of Jewish communities of Indonesia (Dewan
Komunitas-komunitas Yahudi di Indonesia) yang berkantor di Jakarta.
Pada tahun 1997, tercatat ada
sekitar 20 orang Yahudi tinggal di Indonesia, beberapa dari mereka ada di
Jakarta dan beberapa keluarga Yahudi lainnya yang berasal dari Iraq tinggal di
Surabaya dan memelihara sebuah sinagoga kecil.
Pedagang Sukses
————————–
Pada abad ke-19 dan 20 serta menjelang Belanda hengkang dari Indonesia, ada sejumlah orang Yahudi yang membuka toko-toko di Noordwijk (kini Jl Juanda) dan Risjwijk (Jl Veteran) — dua kawasan elite di Batavia kala itu — seperti Olislaeger, Goldenberg, Jacobson van den Berg, Ezekiel & Sons dan Goodwordh Company.
————————–
Pada abad ke-19 dan 20 serta menjelang Belanda hengkang dari Indonesia, ada sejumlah orang Yahudi yang membuka toko-toko di Noordwijk (kini Jl Juanda) dan Risjwijk (Jl Veteran) — dua kawasan elite di Batavia kala itu — seperti Olislaeger, Goldenberg, Jacobson van den Berg, Ezekiel & Sons dan Goodwordh Company.
Di sepanjang Jalan Juanda
(Noordwijk) dan Jalan Veteran (Rijswijk) jejak Zionis-Yahudi juga ada. Dalam
sebuah artikel di sebuah media massa yang terbit di Jakarta, sejarawan Betawi
Alwi Shahab menyebutkan, pada abad ke-19 dan ke-20, sejumlah orang Yahudi
menjadi pengusaha papan atas di Jakarta.
Beberapa di antaranya bernama
Olislaegar, Goldenberg dan Ezekiel. Mereka menjadi pedagang sukses dan tangguh
yang menjual permata, emas, intan, perak, arloji, kaca mata dan berbagai
komoditas lainnya. Toko mereka berdiri di sepanjang Jalan Risjwijk dan Noorwijk.
Masih menurut Alwi, pada tahun
1930-an dan 1940-an, jumlah orang Yahudi cukup banyak di Jakarta. Bisa mencapai
ratusan orang. Mereka pandai berbahasa Arab, hingga sering dikira sebagai orang
keturunan Arab. Bahkan Gubernur Jenderal Belanda, Residen dan Asisten Residen
Belanda di Indonesia banyak yang keturunan Yahudi. Di masa kolonial, warga
Yahudi ada yang mendapat posisi tinggi di pemerintahan. Termasuk gubernur
jenderal AWL Tjandra van Starkemborgh Stachouwer (1936-1942).
Sedangkan Abdullah Alatas (75 tahun)
mengatakan, keturunan Yahudi di Indonesia kala itu banyak yang datang dari
negara Arab. Maklum kala itu negara Israel belum terbentuk. Seperti keluarga
Musri dan Meyer yang datang dari Irak.
Sedangkan Ali Shatrie (87)
menyatakan bahwa kaum Yahudi di Indonesia memiliki persatuan yang kuat. Setiap
Sabath atau Sabtu, hari suci kaum Yahudi, mereka berkumpul bersama di Mangga
Besar, yang kala itu merupakan tempat pertemuannya. Di gedung itu, seorang
rabbi, imam kaum Yahudi, memberikan wejangan dengan membaca Kitab Zabur.
Menurut Ali Shatrie, kaum Yahudi
umumnya memakai paspor Belanda dan mengaku warga negara kincir angin. Sedangkan
Abdullah Alatas mengalami saat-saat hari Sabath dimana warga Yahudi sambil
bernyanyi membaca kitab Talmut dan Zabur, dua kitab suci mereka.
Pada 1957, ketika hubungan antara
RI-Belanda putus akibat kasus Irian Barat (Papua), tidak diketahui apakah
seluruh warga Yahudi meninggalkan Indonesia. Konon, mereka masih terdapat di
Indonesia meski jumlahnya tidak lagi seperti dulu. Yang pasti dalam catatan
sejarah Yahudi dan jaringan gerakannya, mereka sudah lama menancapkan kukunya
di Indonesia. Bahkan gerakan mereka disinyalir telah mempengaruhi sebagian
tokoh pendiri negeri ini. Sebuah upaya menaklukkan bangsa Muslim terbesar di
dunia (Sabili, 9/2-2006).
Dalam buku Jejak Freemason &
Zionis di Indonesia disebutkan bahwa gedung Bappenas di Taman Surapati dulunya
merupakan tempat para anggota Freemason melakukan peribadatan dan pertemuan.
Gedung Bappenas di kawasan elit
Menteng, dulunya bernama gedung Adhuc Stat dengan logo Freemasonry di kiri
kanan atas gedungnya, terpampang jelas ketika itu. Anggota Freemason
menyebutnya sebagai loji atau rumah syetan. Disebut rumah syetan, karena dalam
peribadatannya anggota gerakan ini memanggil arwah-arwah atau jin dan syetan,
menurut data-data yang dikumpulkan penulisnya Herry Nurdi.
Freemasonry atau Vrijmetselarij
dalam bahasa Belanda masuk ke Indonesia dengan beragam cara. Terutama lewat
lembaga masyarakat dan pendidikan. Pada mulanya gerakan itu menggunakan kedok
persaudaraan kemanusiaan, tidak membedakan agama dan ras, warna kulit dan
gender, apalagi tingkat sosial di masyarakat.
Dalam buku tersebut disebutkan,
meski pada tahun 1961, dengan alasan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,
Presiden Sukarno melakukan pelarangan terhadap gerakan Freemasonry di
Indonesia. Namun, pengaruh Zionis tidak pernah surut. Hubungan gelap ‘teman
tapi mesra’ antara tokoh-tokoh bangsa dengan Israel masih terus berlangsung.
Zionis-Yahudi mengakar kuat di
Indonesia. Melalui antek-anteknya yang ada di Indonesia, mereka berhasil
menguasai sektor ekonomi, terutama bidang perbankan dan merasuki budaya
Indonesia.
Ridwan Saidi, sejarawan Betawi,
mengaku prihatin dengan kondisi umat saat ini. Sebab, banyak umat yang masih
tidak percaya gerakan Zionis-Yahudi. Bahkan sebagian kaum Muslimin memandang
tudingan gerakan Zionis-Yahudi sebagai sesuatu yang mengada-ada. Padahal,
dampak dari gerakan Zionis ini sangatlah merugikan kaum Muslimin bahkan umat
manusia.
“Siapa bilang tidak ada gerakan
Zionis-Yahudi di sini. Ada dong, sebab akarnya terlalu kuat di Indonesia.
Mereka masuk sejak zaman Hindia Belanda,” ujar pria yang puluhan tahun meneliti
dan mengkaji gerakan Zionis-Yahudi itu.
Benarkah akar Zionis-Yahudi begitu
kuat di Indonesia? Apa saja indikasi dan buktinya? Memang, tak mudah melacak
jejak gerakan berbahaya ini di Indonesia. Apalagi selama ini, Zionis-Yahudi,
memang gerakan tertutup. Aktivitas mereka berkedok kegiatan sosial atau
kemanusiaan. Namun sasaran dan tujuannya sangat jelas: Merusak kaum lain.
Ibarat orang yang sedang buang angin
dengan pelan: tercium baunya, tapi tak nampak wujudnya. Tidak mudah mengendus
dan mendeteksi mereka. Namun dengan membuka-buka catatan sejarah, kabut dan
misteri seputar jaringan Zionis-Yahudi di Indonesia akan terbuka lebar.
Gedung Bappenas
————————–
Gedung dan bangunan ternyata tak hanya memiliki estetika, namun juga menyimpan sejarah peradaban, tak terkecuali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia. Dari sejumlah dokumen sejarah, tidak sedikit gedung-gedung yang berdiri dan beroperasi saat ini yang ternyata dulunya pernah menjadi pusat pengendali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia.
————————–
Gedung dan bangunan ternyata tak hanya memiliki estetika, namun juga menyimpan sejarah peradaban, tak terkecuali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia. Dari sejumlah dokumen sejarah, tidak sedikit gedung-gedung yang berdiri dan beroperasi saat ini yang ternyata dulunya pernah menjadi pusat pengendali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia.
Satu di antaranya adalah gedung
induk yang saat ini dipakai pemerintah untuk kantor Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta
Pusat. Dalam buku “Menteng Kota Taman Pertama di Indonesia” karangan Adolf
Hueken SJ, disebutkan, awalnya gedung yang kini berperan penting merencanakan
pembangunan Indonesia itu adalah bekas loge-gebouw, tempat pertemuan para
vrijmetselaar (kaum Freemason).
Loge-gebouw atau rumah arloji
sendiri adalah sebuah sinagoga, tempat peribadatan kaum Yahudi. Dulu, kaum
Yahudi memakainya untuk tempat “sembahyang” atau “ngeningkan cipta” kepada
Tuhan. Karena tempat itu sering dipergunakan untuk memanggil-manggil roh halus,
maka masyarakat Indonesia sering menyebut loge atau loji sebagai rumah setan.
Sementara Vrijmetselarij adalah
organisasi bentukan Zionis-Yahudi di Indonesia (Dulu Hindia Belanda). Ridwan
Saidi dalam bukunya “Fakta dan Data Yahudi di Indonesia” menuliskan bahwa
pimpinan Vrjmetselarij di Hindia Belanda sekaligus adalah ketua loge.
Vrijmetselarij bukanlah organisasi
yang berdiri sendiri. Ia merupakan bentukan dari organisasi Freemasonry
(tentang Freemasonry lihat di sini), sebuah gerakan Zionis-Yahudi internasional
yang berkedudukan di London, Inggris. Pada tahun 1717, para emigran Yahudi yang
terlempar ke London, Inggris, mendirikan sebuah gerakan Zionis yang diberi nama
Freemasonry. Organisasi inilah yang kini mengendalikan gerakan Zionis-Yahudi di
seluruh dunia. Bandingkan lambang Freemason (di sisi kiri) dengan lambang VOC
(di sisi kanan) yang memiliki kemiripan.
Dalam kenyataannya, gerakan rahasia
Zionis-Yahudi ini selalu bekerja menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak
kehidupan politik, ekonomi dan sosial negara-negara yang di tempatinya. Mereka
ingin menjadi kaum yang menguasai dunia dengan cara merusak bangsa lain,
khususnya kaum Muslimin.
Mereka sangat berpegang teguh pada
cita-cita. Tujuan akhir dari gerakan rahasia Zionis-Yahudi ini, salah satunya,
adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di Masjidil Aqsha,
daerah Al-Quds yang sekarang dijajah Israel. Target lainnya, mendirikan sebuah
pemerintahan Zionis internasional di Palestina, seperti terekam dari hasil
pertemuan para rabbi Yahudi di Basel, Switzerland.
Seperti disinggung di atas, gedung
Bappenas memiliki sejarah kuat dengan gerakan Zionis-Yahudi. Tentu, bukan suatu
kebetulan, jika lembaga donor dunia seperti International Monetary Fund (IMF)
yang dikuasai orang-orang Yahudi sangat berkepentingan dan menginginkan
kebijakan yang merencanakan pembangunan di Indonesia selaras dengan program
mereka.
Satu per satu bukti kuatnya jejak
Zionis-Yahudi di Indonesia bermunculan. Jejak mereka juga nampak di sepanjang
Jalan Medan Merdeka Barat dengan berbagai gedung pencakar langitnya. Menurut
Ridwan Saidi, semasa kolonial Belanda, Jalan Medan Merdeka Barat bernama Jalan
Blavatsky Boulevard. Nama Blavatsky Boulevard sendiri tentu ada asal-usulnya.
Pemerintah kolonial Belanda mengambil nama Blavatsky Boulevard dari nama Helena
Blavatsky, seorang tokoh Zionis-Yahudi asal Rusia yang giat mendukung gerakan
Freemasonry.
Siapa Blavatsky?
Pada November 1875, pusat gerakan
Zionis di Inggris, Fremasonry, mengutus Madame Blavatskydemikian Helena
Balavatsky biasa disebutke New York. Sesampainya di sana, Blavatsky langsung
mendirikan perhimpunan kaum Theosofi. Sejak awal, organisasi kepanjangan tangan
Zionis-Yahudi ini, telah menjadi mesin pendulang dolar bagi gerakan
Freemasonry.
Di luar Amerika, sebut misalnya di
Hindia Belanda, Blavatsky dikenal sebagai propagandis utama ajaran Theosofi.
Pada tahun 1853, saat perjalanannya dari Tibet ke Inggris, Madame Blavatsky
pernah mampir ke Jawa (Batavia). Selama satu tahun di Batavia, ia mengajarkan
Theosofi kepada para elite kolonial dan masyarakat Hindia Belanda.
Sejak itu, Theosofi menjadi salah
satu ajaran yang berkembang di Indonesia. Salah satu ajaran Theosofi yang utama
adalah menganggap semua ajaran agama sama. Ajaran ini sangat mirip dan sebangun
dengan pemahaman kaum liberal yang ada di Indonesia.
Menurut cerita Ridwan Saidi, di era
tahun 1950-an, di Jalan Blavatsky Boulevard (kini Jalan Medan Merdeka Barat)
pernah berdiri sebuah loge atau sinagoga. Untuk misinya, kaum Yahudi memakai
loge itu sebagai pusat kegiatan dan pengendalian gerakan Zionis di Indonesia.
Salah satu kegiatan mereka adalah membuka kursus-kursus okultisme (pemanggilan
makhluk-makhluk halus).
“Jika saat ini saham mayoritas Indosat
dikuasai Singtel, salah satu perusahaan telekomunikasi Yahudi asal Singapura,
maka itu sangat wajar. Sebab dulunya Indosat adalah sinagoga dan kembali juga
ke sinagoga,” ujar mantan anggota DPR yang pernah menginjakkan kakinya ke
Israel tersebut.
Tradisi Merantau
———————–
Sudah menjadi tradisi hidup kaum Zionis-Yahudi untuk merantau. Tidak ada daerah yang tidak mereka rambah. Di luar Jakarta, kaum Yahudi menetap di daerah Bandung, Jawa Barat. Pengamat Yahudi asal Bandung, HM Usep Romli mengatakan, mereka masuk Bandung sejak tahun 1900-an. Untuk meredam resistensi masyarakat Bandung, mereka masuk melalui jalur pendidikan dengan berprofesi sebagai guru. Kebanyakan dari mereka adalah pengikut aliran Theosofi, kaki tangan gerakan Freemasonry internasional. Tempat kumpul mereka berada di sebuah rumah yang terletak di dekat Jalan Dipati Ukur. Masyarakat menyebut rumah itu sebagai rumah setan.
———————–
Sudah menjadi tradisi hidup kaum Zionis-Yahudi untuk merantau. Tidak ada daerah yang tidak mereka rambah. Di luar Jakarta, kaum Yahudi menetap di daerah Bandung, Jawa Barat. Pengamat Yahudi asal Bandung, HM Usep Romli mengatakan, mereka masuk Bandung sejak tahun 1900-an. Untuk meredam resistensi masyarakat Bandung, mereka masuk melalui jalur pendidikan dengan berprofesi sebagai guru. Kebanyakan dari mereka adalah pengikut aliran Theosofi, kaki tangan gerakan Freemasonry internasional. Tempat kumpul mereka berada di sebuah rumah yang terletak di dekat Jalan Dipati Ukur. Masyarakat menyebut rumah itu sebagai rumah setan.
“Dulunya, kawasan Dipati Ukur adalah
tempat tinggal orang-orang Belanda dan tempat berkumpulnya kaum terpelajar, baik
dari Belanda maupun pribumi. Itulah kenapa jika ditengok kawasan Dipati Ukur
saat ini, banyak sekali berdiri lembaga-lembaga pendidikan, termasuk
Universitas Padjajaran (Unpad). Namun saya tidak tahu di mana tepatnya markas
kaum Theosofi tersebut,” ujar Usep.
Pada dasarnya, mereka tidak
mengalami kesulitan menjajakan pemahamannya karena berpenampilan lembut, sopan
dan ramah. Karenanya banyak masyarakat yang simpati dan tertarik dengan mereka.
Sampai-sampai banyak masyarakat mengultuskan ucapan dan ajaran mereka, hingga
mengikuti ritual agama Yahudi. “Tanpa disadari ajaran Zionis masuk ke hati dan
pikiran masyarakat Bandung dan tumbuh menjadi suatu ajaran yang kuat,” tandas
Usep.
Khusus di Surabaya, kaum Yahudi
membentuk komunitas sendiri di beberapa kawasan kota lama, seperti Bubutan dan
Jalan Kayon. Di Jalan Kayon No 4, Surabaya, hingga kini berdiri sebuah sinagog,
tempat peribadatan kaum Yahudi. Selama ini gerakan mereka tidak mudah
terdeteksi masyarakat karena mereka berkedok yayasan sosial dan amal.
Antek-Antek
——————
Panah beracun Zionis-Yahudi terus dilepaskan dari busurnya dan terus mengenai sasarannya. Setelah menunggu satu dekade, kini mereka sedang memanen buahnya. Melalui antek-anteknya di Indonesia, kaum Zionis-Yahudi “menyetir” dunia politik, sektor ekonomi, terutama bidang perbankan dan jaringan telekomunikasi.
——————
Panah beracun Zionis-Yahudi terus dilepaskan dari busurnya dan terus mengenai sasarannya. Setelah menunggu satu dekade, kini mereka sedang memanen buahnya. Melalui antek-anteknya di Indonesia, kaum Zionis-Yahudi “menyetir” dunia politik, sektor ekonomi, terutama bidang perbankan dan jaringan telekomunikasi.
Transaksi saham menjadi modal ampuh
mengendalikan Indonesia. Singtel, perusahaan telekomunikasi milik orang Yahudi
(catatan ; setau saya Singtel milik pemerintah singapore melalui temasek) yang
berkedudukan di Singapura misalnya, tahun lalu, berhasil menguasai kepemilikan
PT Indosat, sebagaimana diungkapkan Ridwan Saidi. Mereka berhasil menjadi
pemegang saham terbesar dan berhak mengatur arah kebijakan Indosat ke depan.
Komunikasi Indonesia, melalui Indosat misalnya, dalam kendali Yahudi?
Bandingkan lagi logo Indosat (di sebelah kiri) dengan logo bintang David
sebagai lambang negara Israel (di sebalah kanan) yg mirip bentuknya.
Hal serupa terjadi dalam dunia
pemberitaan. Bhakti Investama, sebuah perusahaan yang sebagian sahamnya milik
George Soros, seorang Yahudi yang pada tahun 1998 mengacak-acak ekonomi
Indonesia. Dengan membeli saham, dia mulai memasuki industri media di Indonesia
Ritel juga menjadi sasaran utama mereka. Philip Morris, sebuah perusahaan rokok
dunia milik seorang Yahudi asal Amerika menguasai kira-kira sembilan puluh
persen saham perusahaan rokok PT Sampoerna. Ia pun berhak mengendalikan bisnis
perusahaan rokok ternama di Indonesia itu.
Bidang budaya tak luput dari garapan
mereka. Untuk menjauhkan Islam dari agamanya, mereka masuk ke dalam kebatinan
Jawa. Kuatnya akar Freemasonry dapat dilihat dari mantra-mantra memanggil roh
halus atau jin yang memakai bahasa Ibrani, bahasa khas kaum Yahudi.
Bau Zionis-Yahudi juga tercium tajam
di dunia perjudian. Dadu yang sering dipakai dalam permainan judi bermata hewan
Zionis. “Ini fakta. Oleh sebab itu saat menerima laporan dari bawahannya
tentang kuatnya akar Zionisme-Yahudi di Indonesia, Hitler, pemimpin NAZI
langsung mengirim pasukannya ke Hindia Belanda untuk memerangi mereka,” ujar
Ridwan.
Jelas, gerakan Zionis-Yahudi
bukanlah gerakan fiktif atau mengada-ada. Ia benar-benar nyata dan terus akan
bergerak sampai cita-citanya tercapai: Menguasai dunia. Oleh sebab itu, kaum
Muslimin harus terus memperkuat diri dengan Islam. Tidak boleh lengah atau
lalai sedikit pun. Tetap waspada, jangan mudah termakan dengan pikiran atau
paham bebas, dan rapatkan barisan, adalah modal kuat melawan mereka. Dan, tak
kalah pentingnya, adalah memperkuat dan mengembangkan jaringan dan gerakan yang
sedang kita bangun!
Siapa yang tidak kenal Israel.
Mendengar namanya saja sudah membuat darah kita sebagai seorang Muslim
bergelora, terutama setelah penyerangan besar-besaran yang dilakukan Israel
terhadap saudara-saudara kita yang ada di Palestina, tapi siapa sih sebenarnya
bangsa Israel itu? Berikut adalah "Asal Usul Bangsa Israel"
yang aku kutip dari eramediaislami.com :
Nama
Yahudi barangkali diambil dari Yehuda. Yehuda adalah salah seorang putra nabi
Yakub (Kejadian 29: 22) yang kemudian hari dijadikan nama salah satu kerajaan
Israel yang pecah menjadi dua, setelah Solomon (Sulaiman) meninggal (1 Raja-Raja
12). Sedangkan nama Israel adalah nama yang diberikan Tuhan kepada Yakub,
setelah Yakub memenangkan pergulatan melawan Tuhan (Kejadian 32:28). Karena
dosa-dosanya yang sudah tidak termaafkan lagi, bangsa Israel ini dihukum oleh
Tuhan dengan menghancurkan kerajaan yang mereka miliki (2 Raja-Raja 17:7-23).
Bangsa Yahudi sangat terobsesi oleh kitab suci mereka, bahwa hanya merekalah satu-satunya bangsa yang dipilih oleh Tuhan untuk menguasai dunia ini. Bukankah Tuhan juga yang menyatakan kepada nenek moyang mereka Ibrahim, bahwa dari keturunan Ibrahimlah Tuhan akan menurunkan raja-raja didunia ini. Bagi mereka, keturunan Ibrahim hanyalah anak cucu yang lahir dari Sarah, isteri pertama Ibrahim, sehingga keberadaan Ismael anak sulung Ibrahim dari Hajar, dianggap tidak ada. Atas kecongkakkan dan kesombongan ini, Tuhan murka kepada bani Israel. Beratus-ratus tahun mereka menjadi warga negara kelas kambing yang tertindas di negeri Firaun. Setelah Musa berhasil membawa mereka keluar dari Mesir, bangsa Israel sempat mempunyai kerajaan yang dibangun oleh Daud dan mencapai masa keemasannya ditangan Solomon. Kerajaan yang kemudian pecah menjadi dua karena intrik anak-anak Solomon, lalu menjadi lemah dan akhirnya mereka dijajah oleh Firaun Nekho (2 Raja-Raja 23:31-35). Diusir sebagai orang buangan oleh Nebukadnezar bangsa Babilonia (2 Raja-Raja 25:1-21). Dijajah oleh Romawi. Dimusnahkan oleh Nazi, Jerman. Kesemuanya itu adalah hukuman Tuhan, kepada bangsa yang oleh Yesus (Isa al Masih) disebut sebagai keturunan bangsa ular beludak (Matius 23:33). Hukuman tersebut tidak membuat mereka jera, dan bertobat. Malah menjadikan dendam kesumat dihati bangsa ini untuk melawan Tuhan, Allah Maha Pencipta.
Kecongkakkan mereka dengan menganggap diri sebagai bangsa pilihan Tuhan satu-satunya yang berhak memerintah dunia ini, membuat mereka dengan sombongnya bersumpah, untuk memerangi agama lain selain agama mereka dengan segala cara, persis ketika Iblis bersumpah kepada Tuhan untuk memperdayai anak cucu Adam, sampai dunia kiamat nanti. Tuhanpun memperingatkan ummat Islam, melalui Al-Quran untuk berhati-hati terhadap tipu daya Yahudi ini.
Pegangan mereka adalah kitab Talmud. Yang merupakan kitab setan, karena sangat jauh menyimpang, bahkan mungkin bertolak belakang dengan ajaran Taurat. Nabi Daud AS, yang juga raja, menaklukkan bukit Zion yang merupakan benteng dari kaum Yabus. Nabi Daud AS tinggal di benteng itu dan diberinya nama: "bandar Daud" (Samuel II 5:7-9)
Sejak itu maka Zion menjadi tempat suci, dikeramatkan orang-orang Yahudi yang mereka percayai bahwa Tuhan tinggal di tempat itu: "Indahkanlah suaramu untuk Tuhan Yang menetap di Zion" (Mazmur 9:11).
Zionisme ialah gerakan orang-orang Yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di Palestina, yakni di bukit Zion dan sekitarnya. Walaupun Nabi Musa AS tidak sampai pernah menginjakkan kaki beliau di sana, namun orang-orang Yahudi menganggap Nabi Musa AS adalah pemimpin pertama kaum Zionis.
Untuk mencapai cita-citanya, Zionisme membangkitkan fanatisme kebangsaan (keyahudian) , keagamaan dengan mempergunakan cara kekerasan untuk sampai kepada tujuannya. Zionisme memakai beberapa tipudaya untuk mengurangi dan menghilangkan sama sekali penggunaan kata "Palestina", yakni mengganti dengan perkataan-perkataan lain yang berkaitan dengan sejarah bangsa Yahudi di negeri itu. Digunakanlah nama "Israel" untuk negara yang telah didirikan oleh mereka, sebab Zionisme di Palestina identik dengan kekerasan, kezaliman dan kehancuran. Kaum Zionis mengambil nama Israel adalah untuk siasat guna mengelabui dan menipu publik, bahwa negara Israel itu tidak akan menggunakan cara-cara yang biasa digunakan oleh kaum Zionis. Pada hal dalam hakikatnya secra substansial tidaklah ada perbedaan sama sekali antara Israel dengan Zionisme. Israel sendiri berasal dari dua kata, isra mempunyai arti hamba, dan ell berarti Allah.
Secara substansial protokol Zionisme adalah suatu konspirasi jahat terhadap kemanusiaan. Protokol berarti pernyataan jika dinisbatkan kepada para konseptornya, dan berarti laporan yang diterima serta didukung sebagai suatu keputusan jika dikaitkan pada muktamar di Bale, Switzerland, tahun 1897, yang diprakarsai oleh Teodor Herzl.
Protokol-protokol itu yang sebagai dokumen rahasia disimpan di tempat rahasia, namun beberapa diantaranya dibocorkan oleh seorang nyonya berkebangsaan Perancis yang beragama Kristen dalam tahun 1901. Dalam perjumpaan nyonya itu dengan seorang pemimpin teras Zionis di rumah rahasia golongan Mesonik di Paris, nyonya itu sempat melihat sebagian dari protokol-protokol itu. Nyonya itu sangat trperanjat setelah membaca isinya. Ia berhasil mencuri sebagian dari dokumen rahasia itu, yang disampaikannya kepada Alex Nikola Nivieh, ketua dinas rahasia Kekaisaran Rusia Timur.
Sebagian kecil dari protokol-protokol Zionisme itu akan disampaikan seperti berikut:
- Manusia terbagi atas dua
bagian, yaitu Yahudi dan non-Yahudi yang disebut Joyeem, atau Umami.
Jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak
Tuhan yang suci-murni. Kaum Umami berasal-usul dari syaithan, dan tujuan
penciptan Umami ini untuk berkhidmat kepada kaum Yahudi. Jadi kaum Yahudi
merupakan pokok dari anasir kemanusiaan sedangkan kaum Umami adalah
sebagai budak Yahudi. Kaum Yahudi boleh mencuri bahkan merampas harta
benda kaum Umami, boleh menipu mereka, berbohong kepada mereka, boleh
menganiaya, boleh membunuh serta memperkosa mereka. Sesungguhnya tabiat
asli kaum Yahudi ini bukan hanya ada disebutkan dalam protokol dokumen
rahasia Zionis tersebut, melainkan ini adalah warisan turun temurun sejak cucu
Nabi Ibrahim AS dari jalur Nabi Ishaq AS ini mulai mengalami dekadensi
(baca: busuk ke dalam), yaitu sepeninggal Nabi Sulaiman AS. Ini diungkap
dalam Al Quran (transliterasi huruf demi huruf): QALWA LYS ‘ALYNA FY
ALAMYN SBYL (S. AL ‘AMRAN, 75), dibaca: qa-lu- laysa ‘alayna- fil
ummiyyi-na sabi-l (s. ali ‘imra-n), artinya: mereka berkata tidak ada dosa
bagi kami terhadap orang-orang ummi (3:75).
- Protokol Zionisme tentang faham
jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak
Tuhan yang suci-murni, sangatlah menyimpang dari syari’at yang dibawakan
oleh Nabi Musa AS. Mereka yang menyimpang inilah yang dimaksud dengan
almaghdhu-b, artinya yang dimurkai dalam Surah Al Fa-tihah ayat 7.
- Protokol-protokol Zionisme itu
merancang juklatnya dengan menye-barkan faham-faham yang bermacam-macam.
Faham yang mereka tebarkan berbeda dari masa ke masa. Suatu waktu
mempublikasikan sekularisme kapitalisme, suatu waktu menebar atheisme
komunisme, suatu waktu berse-lubung agnostik sosialisme. Untuk menebarkan
pengaruh internasional, protokol-protokol itu antara lain berisikan
perencanaan keuangan bagi kerajaan Yahudi Internasional yang menyangkut
mata uang, pinjaman-pinjaman, dan bursa. Media surat kabar adalah salah
satu kekuatan besar dan melalui jalan ini akan dapat memimpin dunia.
Manusia akan lebih mudah ditundukkan dengan bencana kemiskinan daripada
ditundukkan oleh undang-undang.
Pada
tahun 1902 dokumen rahasia Zionis itu diterbitkan dalam bentuk buku berbahasa
Rusia oleh Prof. Nilus dengan judul ‘PROTOKOLAT ZIONISME’. Dalam kata
pengantarnya Prof. Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu
bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan itu terbongkarlah niat jahat Yahudi,
dan hura-hura pun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai
lebih kurang 10.000 orang Yahudi. Theodor Herzl, tokoh Zionis Internasional
berteriak geram atas terbongkarnya Protokolat mereka yang amat rahasia itu,
karena tercuri dari pusat penyim-panannya yang dirahasiakan, dan
penyebar-luasannya sebelum saatnya akan membawa bencana. Peristiwa pembantaian
atas orang-orang Yahudi itu mereka rahasiakan. Lalu mereka ber-gegas membeli
dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu, mereka tidak
segan-segan membuang beaya apa saja yang ada, seperti ; emas, perak, wanita,
dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh mereka.
Mereka
menggunakan semua pengaruhnya di Inggris, supaya Inggris mau menekan Rusia
untuk menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi di sana. Semua itu
bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat.
Pada tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan mengherankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung Bolshvic menyita buku protokolat itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselun-dupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris ‘The Morning Post’ yang bernama Victor E.Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi Rusia. Ia segera mencarinya di perpustakaan Inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901. Kemudian wartawan itu menterjemahkan Protokolat Zionis itu ke dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912.
Pada tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan mengherankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung Bolshvic menyita buku protokolat itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselun-dupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris ‘The Morning Post’ yang bernama Victor E.Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi Rusia. Ia segera mencarinya di perpustakaan Inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901. Kemudian wartawan itu menterjemahkan Protokolat Zionis itu ke dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912.
Hingga
kini tidak ada satu pun penerbit di Inggris yang berani mencetak Protokolat
Zionis itu, karena kuatnya pengaruh mereka di sana. Demikian pula terjadi di
Amerika. Kemudian buku itu muncul dicetak di Jerman pada tahun 1919 dan
tersebar luas ke beberapa negara. Akhirnya buku itu diterjemah-kan ke dalam
bahasa Arab, antara lain oleh Muhammad Khalifah At-Tunisi dan dimuat dalam
majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950. Perlu diketahui, bahwa tidak ada orang yang
berani mempublikasikan Protokolat itu, kecuali ia berani menghadapi tantangan
dan kritik pedas pada koran-koran mereka, sebagaimana yang dialami oleh
penerjemah ke dalam bahasa Arab yang dikecam dalam dua koran berbahasa Perancis
yang terbit di Mesir.
Setelah
melalui proses yang amat panjang akhirnya pada 14 Mei 1948 silam, kaum Yahudi
memproklamirkan berdirinya negara Israel. Dengan kemerdekaan ini, cita-cita
orang orang Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan
negara sendiri, tercapai. Mereka berhasil melaksanakan "amanat" yang
disampaikan Theodore Herzl dalam tulisannya Der Judenstaat (Negara Yahudi)
sejak 1896. Tidaklah mengherankan jika di tengah-tengah negara-negara Timur
Tengah yang mayoritas menganut agama Islam, ada sekelompok manusia yang
berkebudayaan dan bergaya hidup Barat. Mereka adalah para imigran Yahudi yang
didatangkan dari berbagai negara di dunia karena mengalami pembantaian oleh
penguasa setempat.
Sejak
awal Israel sudah tidak diterima kehadirannya di Palestina, bahkan di daerah
mana pun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan
Palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke Palestina. Imigrasi
besar-besaran kaum Yahudi ini terjadi sejak akhir tahun 1700-an. Akibat
pembantaian diderita, maka mereka merasa harus mencari tempat yang aman untuk
ditempati. Oleh Inggris mereka ditawarkan untuk memilih kawasan Argentina,
Uganda, atau Palestina untuk ditempati, tapi Herzl lebih memilih Palestina.
Herzl
adalah The Founding Father of Zionism. Dia menggunakan zionisme sebagai
kendaraan politiknya dalam merebut Palestina. Kemampuannya dalam melobi para
penguasa dunia tidak diragukan lagi. Sederetan orang-orang terkenal di dunia
seperti Paus Roma, Kaisar Wilhelm Jerman, Ratu Victoria Inggris, dan Sultan
Turki di Istambul telah ditaklukkannya. Zionisme adalah otak dalam perebutan
wilayah Palestina dan serangkaian pembantaian yang dilakukan Yahudi.
Dengan
berdatangannya bangsa Yahudi ke Palestina secara besar-besaran, menyebabkan
kemarahan besar penduduk Palestina. Gelombang pertama imigrasi Yahudi terjadi
pada tahun 1882 hingga 1903. Ketika itu sebanyak 25.000 orang Yahudi berhasil
dipindahkan ke Palestina. Mulailah terjadi perampasan tanah milik penduduk
Palestina oleh pendatang Yahudi. Bentrokan pun tidak dapat dapat dihindari.
Kemudian gelombang kedua pun berlanjut pada tahun 1904 hingga 1914. Pada masa
inilah, perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai merebak.
Berdasarkan
hasil perjanjian Sykes Picot tahun 1915 yang secara rahasia dan sepihak telah
menempatkan Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris. Dengan berlakunya
sistem mandat atas Palestina, Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk para
imigran Yahudi dan hal ini memancing protes keras bangsa Palestina.
Aksi
Inggris selanjutnya adalah memberikan persetujuannya melalui Deklarasi Balfour
pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di Palestina. John Norton
More dalam bukunya The Arab-Israeli Conflict mengatakan bahwa Deklarasi Balfour
telah menina-bobokan penguasa Arab terhadap pengkhiatan Inggris yang
menyerahkan Palestina kepada Zionis.
Pada tahun 1947 mandat Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih kekuasaan. Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina. Saat itu pula menyusul pembubaran gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembunuhan terhadap Hasan al-Banna yang banyak berperan dalam membela Palestina dari cengkraman Israel.
Pada tahun 1947 mandat Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih kekuasaan. Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina. Saat itu pula menyusul pembubaran gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembunuhan terhadap Hasan al-Banna yang banyak berperan dalam membela Palestina dari cengkraman Israel.
Apa
yang dilakukan Yahudi dalam merebut Palestina tidaklah terlepas dari dukungan
Inggris dan Amerika. Berkat dua negara besar inilah akhirnya Yahudi dapat
menduduki Palestina secara paksa walaupun proses yang harus dilalui begitu
panjang dan sulit. Palestina menjadi negara yang tercabik-cabik selama 30 tahun
pendudukan Inggris. Sejak 1918 hingga 1948, sekitar 600.000 orang Yahudi
diperbolehkan menempati wilayah Palestina. Penjara-penjara dan kamp-kamp
konsentrasi selalu dipadati penduduk Palestina akibat pemberontakan yang mereka
lakukan dalam melawan kekejaman Israel.
Tahun
1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di
kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf
Thol’at yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina
dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina
jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap
Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum
Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David
yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat dari Mesir.
Akhirnya
pada Desember 1987, perjuangan rakyat Palestina terhimpun dalam satu kekuatan
setelah sekian lama melakukan perlawanan secara sporadis terhadap Israel.
Gerakan Intifadhah telah menyatukan solidaritas rakyat Palestina. Intifadhah
merupakan aksi pemberontakan massal yang didukung massa dalam jumlah terbesar
sejak tahun 1930-an. Sifat perlawanan ini radikal revolusioner dalam bentuk
aksi massal rakyat sipil.
Adanya kehendak kolektif untuk memberontak sudah tidak dapat ditahan lagi. Untuk tetap bertahan dalam skema transformasi masyarakat yang menghindari aksi kekerasan, maka atas prakarsa Syekh Ahmad Yassin dibentuklah HAMAS (Harakah al-Muqawwah al-Islamiyah) pada bulan Januari 1988, sebagai wadah aspirasi rakyat Palestina yang bertujuan mengusir Israel dari Palestina, mendirikan negara Islam Palestina, dan memelihara kesucian Masjid Al-Aqsha. HAMAS merupakan "anak" dari Ikhwanul Muslimin karena para anggotanya berasal dari para pengikut gerakan Ikhwanul Muslimin. Perlawanan terhadap Israel semakin gencar dilakukan dan mengakibatkan kerugian material bagi Israel berupa kehancuran pertumbuhan ekonomi, penurunan produksi industri dan pertanian, serta penurunan investasi. Kerugian lainnya yaitu hilangnya ketenangan dan rasa aman bangsa Israel.
Adanya kehendak kolektif untuk memberontak sudah tidak dapat ditahan lagi. Untuk tetap bertahan dalam skema transformasi masyarakat yang menghindari aksi kekerasan, maka atas prakarsa Syekh Ahmad Yassin dibentuklah HAMAS (Harakah al-Muqawwah al-Islamiyah) pada bulan Januari 1988, sebagai wadah aspirasi rakyat Palestina yang bertujuan mengusir Israel dari Palestina, mendirikan negara Islam Palestina, dan memelihara kesucian Masjid Al-Aqsha. HAMAS merupakan "anak" dari Ikhwanul Muslimin karena para anggotanya berasal dari para pengikut gerakan Ikhwanul Muslimin. Perlawanan terhadap Israel semakin gencar dilakukan dan mengakibatkan kerugian material bagi Israel berupa kehancuran pertumbuhan ekonomi, penurunan produksi industri dan pertanian, serta penurunan investasi. Kerugian lainnya yaitu hilangnya ketenangan dan rasa aman bangsa Israel.
Tidak
ada manipulasi sejarah yang lebih dahsyat dari pada yang dilakukan kaum Zionis
terhadap bangsa Palestina. Kongres Zionis I di Basle merupakan titik balik dari
sejarah usaha perampasan tanah Palestina dari bangsa Arab. Namun hebatnya, para
perampas ini tidak dianggap sebagai ”perampok” tetapi malahan dipuja sebagai
”pahlawan” dan bangsa Arab yang melawannya dianggap sebagai ”teroris” dan
penjahat yang perlu dihancurkan.
Salah satu kunci untuk memahami semua ini ialah karena sejak Kongres I kaum Zionis sudah mengerti kunci perjuangan abad XX yakni: diplomasi, lobi, dan penguasaan media massa. Herzl sebagai seorang wartawan yang berpengalaman dengan tangkas memanfaatkan tiga senjata andal dalam perjuangan politik abad modern ini. Sejak Kongres I, dia sangat rajin melobi para pembesar di Eropa, mendekati wartawan, dan melancarkan diplomasi ke berbagai negara. Hasilnya sungguh luar biasa. Zionisme lantas diterima sebagai gerakan politik yang sah bagi usaha merampas tanah Palestina untuk bangsa Yahudi.
Salah satu kunci untuk memahami semua ini ialah karena sejak Kongres I kaum Zionis sudah mengerti kunci perjuangan abad XX yakni: diplomasi, lobi, dan penguasaan media massa. Herzl sebagai seorang wartawan yang berpengalaman dengan tangkas memanfaatkan tiga senjata andal dalam perjuangan politik abad modern ini. Sejak Kongres I, dia sangat rajin melobi para pembesar di Eropa, mendekati wartawan, dan melancarkan diplomasi ke berbagai negara. Hasilnya sungguh luar biasa. Zionisme lantas diterima sebagai gerakan politik yang sah bagi usaha merampas tanah Palestina untuk bangsa Yahudi.
Tokoh-tokoh
Yahudi banyak terjun ke media massa, terutama koran dan industri film.
Hollywood misalnya didirikan oleh Adolf Zuckjor bersaudara dan Samuel-Goldwyn-
Meyer (MGM). Dengan dominasi yang luar biasa ini, mereka berhasil mengubah
bangsa Palestina yang sebenarnya adalah korban kaum Zionis menjadi pihak
”penjahat”.
Apakah
anda tau siapa yang menguasai kantor-kantor berita seperti Reuter, Assosiated
Press, United Press International, surat kabar Times dan jaringan telivisi
terkenal dunia serta perusahaan film di Holywood? Semuanya adalah bangsa
Yahudi. Reuter didirikan oleh Yahudi Jerman, Julius Paul Reuter yang bernama
asli Israel Beer Josaphat. Melalui jaringan informasi dan media komunikasi
massa inilah mereka menciptakan image negatif terhadap Islam, seperti Islam
Fundamentalis, Islam Teroris, dan lain sebagainya. Demikian gencarnya
propaganda ini, sampai-sampai orang Islam sendiri ada yang phobi Islam.
Edward
Said, dalam bukunya Blaming The Victims secara jitu mengungkapkan bagaimana
media massa Amerika menciptakan gambaran negatif bangsa Palestina. Sekitar 25
persen wartawan di Washington dan New York adalah Yahudi, sebaliknya hampir
tidak ada koran atau TV Amerika terkemuka yang mempunyai wartawan Arab atau
Muslim. Kondisi ini berbeda dengan media Eropa yang meskipun dalam jumlah
terbatas masih memiliki wartawan Arab atau muslim. Dengan demikian laporan
tentang Palestina di media Eropa secara umum lebih ”fair” daripada media
Amerika.
Edward
Said yang terkenal dengan bukunya Orientalism (Verso 1978), menguraikan apa
yang dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina merupakan praktik kaum
Orientalis yang sangat nyata. Pertama, sejarah ditulis ulang, yakni Palestina
sebelum berdirnya Israel ialah: wilayah tanpa bangsa untuk bangsa yang tidak
mempunyai tanah air. Kedua, bangsa Palestina yang menjadi korban dikesankan
sebagai bangsa biadab yang jadi penjahat. Ketiga, tanah Palestina hanya bisa
makmur setelah kaum Zionis beremigrasi ke sana.