SALAM

Assalamualaikum SELAMATDATANG DI BLOG DEVI LESTARI

Wednesday, January 30, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERING HEAD TOGETHER (NHT) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS V-a SD

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu  model pembelajaran mungkin akan menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

            Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhsilan tujuan pembelajaran yang sudah dirancang. Oleh karena itu pemilihan model, strategi, pendekatan, serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Pencapaian mutu pendidikan yang tinggi tidak hanya ditentukan oleh siswa, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor guru dan pendukung lainnya. Komponen guru dan siswa merupakan unsur yang utama yang menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran pada pendidikan.
            Dalam mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien, peranan guru sangat penting, karena guru memegang tugas dalam mengatur di dalam kelas. Suasana kelas yang hidup dapat membuat siswa belajar tekun dan penuh semangat, sebaliknya suasana kelas yang suram, menegangkan serta aktivitas yang monoton menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar.
            Guru merupakan perancangan sekaligus sebagai pelaksana proses pembelajaran, dengan mempertimbangkan tuntutan kurikulum, kondisi siswa dan yang paling utama adalah pemilihan model pembelajaran. Karena model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
            Pedoman ini memuat tanggung jawab dalam melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu dari tujuan penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Diharapkan terjadi perubahan dari mengingat (memorizing) atau menghapal (rote learning) kearah berpikir (thinking) dan pemahaman (Understandung), dari model ceramah ke pendekatan discovery learning atau inqury learning atau dari belajar individual ke kooperatif.
            Model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran, karena dengan model tersebut guru dapat menciptakan kondisi belajar yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Pemakaian model pembelajaran harus dilandaskan pada pertimbangan untuk menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya menerima siswa pasif saat belajar di dalam kelas. Namun guru harus menempatkan siswa sebagai insan yang alami memiliki pengalaman, keinginan dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun secara kelompok. Oleh karena itu seyogianya setiap guru mampu memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mempunyai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mampu belajar.
            Dari pendapat di atas seharusnya seorang guru dapat menggunakan berbagai macam model pembelajaran, strategi, serta pendekatan dalam belajar agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Karena dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan dapat memberikan motivasi yang besar terhadap hasil belajar siswa. Tapi pada kenyataannya dilapangan ada guru yang ditemui yang tidak dapat memiliki model pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Serta kurangnya guru dalam memberikan motivasi berupa bimbingan pada saat jam pelajaran berlangsung, sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang minat untuk belajar dengan baik dirumah dan di sekolah.
            Akibat dari rendahnya pemberian motivasi belajar dan pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat, siswa akan merasa bosan dan malas ketika belajar di kelas dan dirumah serta banyak siswa gagal dan frustasi dalam belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar, rasa percaya diri dan minat siswa untuk mau belajar. Dalam hal kegagalan ini kurang diperhatikan oleh guru dan tidak mampu menanggulangi masalah-masalah tersebut. Seperti dengan melakukan suatu perubahan-perubahan dalam belajar serta memberikan dorongan semangat belajar, memulihkan kepercayaan diri siswa, baik yang timbul karena kesadaran dari dalam dirinya ataupun karena adanya motivasi dari orang lain.
            Masih banyak lagi hal-hal yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti perubahan model dan strategi mengajar. Dimana selama ini guru hanya terfokus pada satu model saja seperti model ceramah. Model ini yang banyak digunakan oleh guru setiap kali mengajar di dalam kelas.
            Guru mengajar di depan kelas dan siswa hanya duduk dan diam mendengarkan penjelasan dari guru. Tapi guru tidak dapat mengetahui apakah siswa yang mendengarkan penjelasannya tersebut paham dan mengerti apa yang disampaikannya. Dari penjelasan tersebut timbul pertanyaan apakah guru hanya tahu menggunakan satu model saja setiap kali mengajar?
            Jika seorang guru tidak dapat memilih strategi mengajar yang tepat mungkin guru akan merasa kesulitan dalam menghadapi siswa didalam kelas. Sebab strategi dalam mengajar adalah tindakan nyata dari guru untuk memakai pembelajaran melalui cara tertentu, yang dinilai lebih efektif clan efisien untuk menghasilkan tujuan pembelajaran yang maksimal. Muhibbyn Syah, (2003: 20). berpendapat bahwa “strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitik beratkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu”. Dengan kata lain strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan pengajaran di kelas. Tetapi masih banyak juga guru yang belum tepat dalam pemilihan model, strategi  dan model pembelajaran yang tepat.
            Salah satu perubahan yang perlu, dilakukan adalah belajar individual menjadi kooperatif yang bergantung pada kelompok-kelompok kecil dalam belajar. Meskipun isi dan petunjuk yang diberikan pengajar mencirikan bagian dari pengajaran, namun pembelajaran kooperatif secara berhati-hati menggabungkan kelompok-kelompok kecil,sehingga anggotanya dapat bekerja sama untuk memaksimalkan pembelejaran masing-masing anggota kelompok sendiri dari  empat siswa atau lebih yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
            Slavin (dalam trimanjuniarso.wordpress.com8) berpendapat Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari empat siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
            Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada keaktifan siswa yang berbentuk kelompok. Kelompok belajar kooperatif sendiri didasarkan atas saling ketegantungan positif yang menuntut adanya akintabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberikan hasil tentang prestasi belajar anggota-anggotanya, sehingga mereka mengetahui temannya yang memerlukan bantuan. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengutamakan ada banyak kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran, serta menuntut siswa agar bekerja lama dan berinteraksi sesama anggota kelompok dalam memahami materi, memberikan pendapatan pada jawaban terhadap tugas dalam kelompok.
            Menempatkan model pembelajaran kooperatif ini harus sesuai dengan kaidah-kaidah atau tahap-tahap pelaksanaan. Model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Semakin sering guru menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran, cenderung semakin tinggi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa akan semakin baik.
            Ciri khas pembelajaran kooperatif yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok dan tinggal dalam satu kelompok untuk beberapa minggu atau beberapa bulan. Sebelum siswa tersebut diberi penjelasan atau diberi pelatihan, tentang bagaimana dapat bekerja sama. Aktifitas pembelajaran kooperatif dapat digunakan tiga tujuan yang berbeda yaitu Dalam pembelajaran teretentu siswa menjadi kelompok yang berupaya untuk menemukan sesuatu, kemudian setelah pembelajaran habis siswa dapat bekerjasama untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai segala sesuatu yang telah dipelajari untuk persiapan kuis,bekerjasama dalamsuatu format belajar kelompok.
            Menurut Trianto,(2009:82) ditemukan bahwa “Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT di rancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional” spenser kagan (1993) pembelajaran kooperatif tipe NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tecakup, dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tesebut.
            Dari hasil wawancara dan observasi di Sekolah Dasar Negari 101769 Tembung,dapat melihat rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa/KKM dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Rendahnya aktifitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan belum mencapai KKM pembelajaran dan kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini dilihat dari banyaknya siswa yang bermain-main saat guru mengajar di dalam kelas atau ketika guru berada di luar kelas. Banyaknya siswa tidak mengerjakan tugas dirumah mereka lebih senang dihukum dari pada mengerjakan tugas. Banyaknya siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah disekolah, dengan cara melihat hasil pekerjaan rumah temannya (menyontek). Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah bahwa siswa 70% untuk mata pelajaran IPS rendah. Siswa yang mendapat nilai <65 berjumlah 21 orang (70%) dengan kriteria belum tuntas atau belum berhasil. Siswa yang mendapat nilai >65 berjumlah 9 orang (30%) dengan kriteria tuntas atau berhasil.Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran IPS.
            Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan model hubungan pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran IPS dengan pokok bahasan kenampakan alam dan buatan di indonesia.
            Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, rasa percaya diri siswa sehingga meningkatnya hasil belajar siswa. Karena pada model pembelajaran ini siswa mempunyai keaktifan belajar yang tinggi baik secara individual maupun secara kelompok.
            Adapun judul penelitian tindakan kelas ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa  pada mata pelajaran IPS Kelas Va Sekolah Dasar Negeri. 101769 Tembung”.   
1.2.  Identifikasi Masalah
Dan hasil pengamatan dilokasi penelitian penulis mengidentifikasi masalah yang ada antara lain:
1.      Rendanhya hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS yang rata rata hanya 60, hal ini dapat dilihat dari ulangan umum akhir semester. Nilai rata-rata tersebut masih jauh dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 65
2.      Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.
3.      Rendahnya kemauan dan minat siswa dalam belajar
4.      Sebahagian siswa kurang berani dalam menjawab pertanyaan guru.
5.      Guru kurang memberi motivasi kepada siswa
1.3. Pembatasan masalah
Dalam suatu penelitian tanpa ketidakjelasan pembatasan masalah yang akan diteliti menyebabkan penelitian tidak terarah. Agar penelitian ini mencapai sasaran penulis membatasi masalah yang hendak diteliti yaitu : “Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan Kelas V SDN 101769 Tembung,  Tahun Ajaran 2010/2011.
1.4.  Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diurakan diatas pada latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbering Head Together (NHT) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada  materi Pokok  Kenampakan Alam dan Buatan di kelas V SDN 101769, Tahun Ajaran 2010 / 2011?”
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar  siswa  dengan menggunakan model pembelajaran koperatif NHT pada materi pokok Kenampakan Alam dan Buatan kelas V SDN 101769 Tembung  Tahun Ajaran 2010/2011.
1.6.  Manfaat Hasil Penelitia
Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut:
a. . Bagi siswa                 :    Meningkatkan cara berfikir siswa tersebut supaya lebih kritis, tanggap kepada lingkungan atau diri sendiri, aktif dalam kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan hasil belajar secara individu.
b.    Bagi Guru                 :    Meningkatkan kemampuan kepropesionalan guru dlam pembelajaran yang dilakukan dikelas, mempunyai strategi yang tepat dikelas tersebut serta percaya diri dalam pemberian motivasi yang tepat serta memberikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang terarah.
c.    Bagi Sekolah            :    Meningkatkan Mutu pelajaran IPS di kelas VI TP 2010/2011 dan juga sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu kelulusan di sekolah.
d.         Bagi peneliti      :  Sbagai bahan masukan untuk menjadi calon pendidik dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Media Pembelajaran menggunakan Benda Asli


tentang media pembelajaran menggunakan benda asli.

Dalam  proses pembelajaran, benda asli dapat digunakan sebagai media. Agar lebih memahami tentang media benda asli, di bawah ini akan diuraikan tentang pengertian media benda asli, kelebihan dan kekurangan menggunakan media benda asli dan penggunaan media benda asli.

a.  Pengertian Media Benda Asli
Menurut Ibrahim dan Nana Syahodih ( 1992 : 3) mengatakan bahwa : media benda asli termasuk media atau sumber belajar yang secara spesifik dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk mempermudah radar belajar yang formal dan direncanakan”.  Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1999 : 202) menyatakan bahwa “media benda asli merupakan benda yang sebenarnya membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat belajar siswa”. Dengan menggunakan media benda asli akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.

b.  Kelebihan Media Benda Asli
Media benda asli memiliki kelebihan dan keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain:
1. Dapat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi kepada peserta didik.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang nyata.
3. Dapat melatih keterampilan siswa menggunakan alat indera. (A. Tabrani, Rusyan, 1993 : 199)

Berdasarkan uraian di atas dapat diperjelas kembali bahwa kelebihan media benda asli dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu menggunakan obyek-obyek nyata.

c.   Kelemahan Media Benda Asli
Media benda asli selain memiliki kelebihan, juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan media benda asli diantaranya, yaitu :
1. Membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah yang terkadang memiliki resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.
2. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata tidak sedikit dan memiliki kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya.
3. Tidak selalu memberikan gambaran obyek yang seharusnya (R. Ibrahim dan Nana Syahodih, 1993 : 82)

Kelemahan-kelemahan yang diuraikan di atas hendaknya dapat diatasi dengan cara menggunakan media benda asli yang ada di sekitar lokasi sekolah yang dapat dijadikan penunjang dalam proses pembelajaran, disesuaikan denagn pelajaran dan berusaha membawa benda asli ke dalam  kelas yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi dalam lingkup kelas.
d.      Penggunaan Media Benda Asli
Salah satu komponen yang juga dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah media pembelajaran. Karena media pembelajaran mampu menyampaikan pesan atau informasi, baik dari guru kepada peserta didik maupun media itu sendiri kepada guru dan peserta didik. Media benda asli mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1.  Memperjelas perjanjian pesan agar tidak selalu bersifat verbalitas.
2. Mengawasi ketebatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3.  Dengan menggunakan media secara tepat dapat mengatasi sikap positif anak didik.
4.  Media dapat memberiakan perangasang yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama pada anak didik. (Arief S. Sadiman, 1990 : 16)

Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa penggunaan media pada saat proses pembelajaran berlangsung akan lebih baik daripada berceramah saja. Karena media pembelajaran dapat membantu untuk memperjelas maksud yang kita sampaikan,, merangsang peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang sama, dan dapat menarik minat peserta didik untuk belajar. Sehingga dengan penggunaan media tersebut peserta didik menjadi lebih giat belajar dan mempunyai pengalaman serta persepsi yang sama tentang konsep yang dipelajari.

Sunday, January 27, 2013

Model Pembelajaran Terbaru

1.     KARTU ARISAN
Media : Buat kartu (10x10 cm) sejumlah siswa untuk menulis jawaban dan kartu/kertas ukuran 5x5 cm untuk menulis soal
Gelas
Langkah – langkah :
1.      Bentuk kelompok 4 orang secara heterogen
2.      Kertas jawaban bagikan pada siswa masing – masing 1 lembar / kartu soal digulung dan dimasukkan dalam gelas
3.      Gelas yang sudah berisi soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh, dibacakan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu jawaban
4.      Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan
5.      Setiap jawaban yang benar siswa diberi point 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan point dari para anggotanya
6.      Dan seterusnya


2.     EXAMPLE NON EXAMPLES
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD/K
Langkah - langkah :
1.      Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.      Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP
3.      Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.
4.      Memalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5.      Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
6.      Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan  yang ingin dicapai
7.      Kesimpulan
3.     PICTURE AND PICTURE
Langkah - langkah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.      Menyajikan materi sebagai pengantar
3.      Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan materi
4.      Guru menunjuk/memanggil siswa secar bergantian
5.      Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
6.      Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gamabar tersebut
7.      Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
8.      Kesimpulan
4.     COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif, metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengihtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah – langkah :
1.      Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.      Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3.      Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertma berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.      Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
a.       Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b.      Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5.      Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas
6.      Kesimpulan
5.     KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi Numbered Head Together)
Langkah – langkah :
1.      Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2.      Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas yang berangkai
3.      Misalnya : Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
4.      Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokan hasil kerjasama mereka.
5.      Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
6.      Kesimpulan
6.     ARTIKULASI
Langkah – langkah :
1.      Menympikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2.      Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3.      Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4.      Suruhlah seseorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lain.
5.      Suruh siswa secara bergantian/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6.      Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekirannya belum dipahami siswa.
7.      Kesimpulan
7.     MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.      Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaliknya permasalhan yang mempunyai alternatif jawaban
3.      Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4.      Tiap kelompok menginventaris/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.      Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6.      Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai kensep yang diberikan guru.
8.     MAKE A MATCH (Mencari pasangan)
Langkah – langkah :
1.      Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.      Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.      Tiap siswa memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegang
4.      Setiap siswa mencari pasangan  yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
5.      Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point
6.      Setelah satu babak kartu dikocoklagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.      Demikian seterusnya
8.      Kesimpulan
9.     DEBATE
Langkah – langkah :
1.      Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan satu lainya kontra
2.      Guru memberikan tugas untuk membacakan materiyang kan didebatkan oleh kelompok diatas
3.      Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan jawabannya
4.      Sementara siswa menyampaikan gagasanya guru menulis ide-ide dari setiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5.      Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6.      Dari data-data dipapan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan /rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
10.  ROLE PLAYING
Langkah – langkah :
1.      Guru menyusun sekenario yang ditampilkan
2.      Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari sekenario dua hari sebelum KBM
3.      Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.      Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran
5.      Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan sekenario yang sudah dipersiapkan
6.      Masing – masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati sekenario yang sedang diperagakan
7.      Setelah selesai dipentaskan, masing – masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk dibahas
8.      Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9.      Guru memberikan kesimpulan secara umum
10.  Evaluasi
11.  Penutup
11.  TALKING STIK
Langkah – langkah :
1.      Guru menyiapkan sebuah tongkat
2.      Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangganya/paketnya
3.      Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
4.      Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5.      Guru memberikan kesimpulan
6.      Evaluasi
7.      Penutup
12.  BERTUKAR PASANGAN
Langkah – langkah :
1.      Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangan atau siswa menunjukkannya)
2.      Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
3.      Setelah selesai pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
4.      Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing – masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengkukuhkan jawaban mereka
5.      Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula
13.  SNOWBALL THROWLING
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2.      Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing – masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3.      Masing – masing  ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing – masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4.      Kemudian masing – masing siswa diberi satu lembar kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5.      Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama lebih kurang 5 menit
6.      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian
7.      Guru memberikan kesimpulan
8.      Evaluasi
9.      Penutup
14.  STUDENT FACILITATOR AND EXPALINING
Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.      Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.      Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4.      Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5.      Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6.      Penutup
15.  COURSE REVIEW HORAY
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.      Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi sesuai TPK
3.      Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4.      Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing – masing siswa
5.      Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan kalu salah diisi tanda (x)
6.      Siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertical atau horizontal, atau diagonal harus segera berteriak horay....atau yel – yel lainnya.
7.      Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan horay yang diperoleh
8.      Penutup
16.  EXPLICIT INSTRUCTION (Pengajaran Langsung)
Pembelajaran secara langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah
Langkah – langkah :
1.      Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2.      Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3.      Membimbing pelatihan
4.      Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5.      Membrikan latihan untuk latihan lanjutan
17.  COOPERATIF INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CICRC) (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)
Langkah – langkah :
1.      Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2.      Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajran
3.      Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4.      Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5.      Guru membuat kesimpulan bersama
6.      Penutup
18.  INSIDE OUTSIDE CIRCLE (Lingkaran Kecil Lingkaran Besar)
Langkah – langlah :
1.      Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2.      Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap kedalam
3.      Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Petukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4.      Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam ditemapat, sementara siswa yang berada dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. Sehingga masing – masing siswa mendapat pasangan baru
5.      Sekarang giliran siswa di lingkaran besar yang membagikan informasi. Demikian seterusnya
19.  TEBAK KATA
Media : Buat kartu ukuran 10x10 cm dan isilah ciri – ciri atau kata-kata lainya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak
Buat kartu ukuran 5x2 cm untuk menuliskan kata/istilah yang mau ditebak(kartu ini dilipat dan ditempelkan pada dahi/diselipkan ditelinga)
Langkah – langkah :
1.      Jelaskan materi lebih kurang 45 menit
2.      Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
3.      Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa lainya diberi kartu 5x2 yang isinya tidak boleh dibaca(dilipat) kemudian ditempelkan didahi atau diselipkan ditelinga
4.      Sementara siswa yang membawa kartu ukuran 10x10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalmnya sementara pasanganya menebak apa yang dimaksud pada kartu 10x10cm. Jawaban yang tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempel didahi
5.      Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis dikartu) maka padangan itu boleh duduk. Apabila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarah dengan kata – kata lain asal jangan langsung memberi jawaban
6.      Dan seterusnya
7.      Contoh kartu :
8.      Perusahaan ini tanggung jawabnya tidak terbatas
9.      Dimiliki oleh satu orang
10.  Struktur organisasinya tidak resmi
11.  Bila untung dimiliki/diambil sendiri
Contoh :
Nah, siapakah aku ?
Jawaban : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
20.  WORD SQURE
Media : Membuat kotak sesuai keperluan
Buat soal sesuai dengan materi
Langkah – langkah :
1.      Sampaikan materi sesuai kompetensi
2.      Bagikan lembar jawaban sesuai contoh
3.      Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
4.      Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
Contoh :
1.      Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara...................
2.      .................digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3.      Uang ...........saat ini banyak dipalsukan
4.      Nilai bahan pembuatan uang disebut......................
5.      Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang/jasa disebut nilai..........................
6.      Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan uang asing disebut.....................
7.      Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai.........................
8.      Dorongan seseorang untuk menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif..........
9.      Perintah seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut....................
21.  SCRAMBLE
Media : Membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi
Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah – langkah :
1.      Guru menyajikan materi sesuai TPK
2.      Membagikan lembar kerja sesuai contoh
Contoh :
Susunlah huruf – huruf pada kolom sehingga merupakan kata kunci(Jawaban) dari pernyataan kolom A
NO
A
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara.........
Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.........
Uang........saat ini banyak dipalsukan
Nilai bahan pembuat uang disebut nilai..........
Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang/jasa disebut nilai.......
Nilai perbandingan nilai uang dalam negeri dengan mata uang asing disebut.......
Nilai yang tertulis pada uang uang disebut..........
Dorongan seseorang untuk menyimpan uang untuk keperluan jual/beli disebut motif.................
Perintah tetulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank untuk membayar sejumlah uang disebut.................
TARREB/............
GANU/...............
TRASEK/..............
KISTRIANI/..........
LIRI/..................
SRUK/.................
MINALON/...............
SAKSITRAN/............
KEC/.................
22.  TAKE AND GIVE
Media : Kartu ukuran 10x15 cm sejumlah peserta, tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu lainnya, materi sesuai TPK)
Kartu kontrol sejumlah siswa, contoh : Nama siswa sub materi, Nama yang diberi, dst
Langkah – langkah :
1.      Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2.      Jelaskan materi sesuai TPK
3.      Untuk memantapkan penguasaan peserta. Tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari(dihapal) lebih kurang 15 menit
4.      Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masing – masing. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu kontrol
5.      Demikian seterusnya sampai tiap peserta mampu memberi dan menerima materi masing – masing
6.      Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
7.      Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8.      Kesimpulan
23.  CONCEPT SENTENCE
Langkah – langkah :
1.      Guru menyampaikan tujuan
2.      Guru menyajikan materi secukupnya
3.      Guru membentuk kelompok yag anggotanya 4 orang secara heterogen
4.      Menyajikan kata ”KUNCI” sesuai materi TPK yang disajikan
5.      Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat
6.      Hasil diskusi kelompok, disiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru